
MENINGKATNYA gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan Gen Z di Indonesia memunculkan kekhawatiran mendalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan 9,9 juta anak muda berusia 15 hingga 24 tahun saat ini menganggur.
Masalah utamanya bukan hanya tentang ketersediaan lapangan kerja, tetapi juga terkait dengan rendahnya keterampilan hidup atau soft skills yang sangat diperlukan di dunia kerja.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyoroti bahwa salah satu penyebab utama tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z adalah lemahnya kemampuan interpersonal dan komunikasi.
Survei yang dilakukan oleh Intelligent pada 2024 menguatkan fakta ini, ketika sebagian besar karyawan baru gagal beradaptasi di dunia kerja karena kekurangan motivasi (50%), keterampilan komunikasi yang buruk (39%), sikap tidak profesional (46%), kesulitan menerima kritik (38%), serta lemahnya kemampuan pemecahan masalah (34%).
Masyarakat dan Orangtua Mulai Menyadari Pentingnya Pendidikan Soft Skills
Kondisi ini mulai disadari banyak orangtua di Indonesia, terutama orang tua milenial yang mulai mencari solusi terbaik untuk mempersiapkan masa depan anak-anak mereka.
Berdasarkan studi "New Asian Learning Experience" yang dilakukan oleh HP Indonesia pada 2024 terhadap 500 orangtua di lima kota besar, 97% responden setuju bahwa anak-anak mereka membutuhkan pendidikan yang menyeluruh.
Selain kemampuan akademik, orangtua ingin anak-anak mereka dibekali dengan keterampilan penting seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kecerdasan emosional—keterampilan yang saat ini kurang diajarkan dalam kurikulum akademik.
Lebih dari 90% orangtua percaya bahwa kemampuan komunikasi yang baik dan berpikir kreatif sangat penting untuk masa depan anak-anak mereka, dan sekitar 68% merasa bahwa kurikulum Indonesia perlu lebih fokus pada pengembangan kreativitas.
Algonova Hadir dengan Solusi Pembelajaran yang Menyentuh Semua Aspek
Menanggapi tantangan ini, Algonova Indonesia hadir dengan program pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan coding dan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang esensial seperti komunikasi, kreativitas, kerja tim, dan adaptabilitas.
Program ini mengutamakan metode pembelajaran berbasis proyek yang mengajak anak-anak untuk berkolaborasi, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah secara bersama-sama.
“Di Algonova, kami percaya bahwa kesuksesan masa depan anak-anak tidak hanya bergantung pada kemampuan akademik mereka. Kami ingin anak-anak menjadi pribadi yang tidak hanya pintar secara teknis, tetapi juga tangguh secara sosial,” ungkap COO Algonova Indonesia Taufiq Wisnu.
“Pendekatan kami yang menyenangkan dan kolaboratif mendorong anak-anak untuk berani mengungkapkan ide, beradaptasi dengan situasi baru, dan bekerja sama menyelesaikan tantangan,” lanjutnya.
Manfaat yang Dirasakan oleh Orangtua dan Anak-anak
Program ini mulai menunjukkan hasil nyata. Putri 36, seorang ibu dari Bandung, membagikan pengalamannya, “Sebelum ikut Algonova, anak saya sangat pemalu dan tidak suka bekerja dalam kelompok. Sekarang, dia lebih percaya diri menyampaikan ide dan bahkan memimpin proyek pengembangan game bersama teman-temannya. Saya sangat bangga melihat perkembangan kemampuan komunikasi dan kepercayaan dirinya.”
Algonova juga menyediakan pembelajaran secara daring, yang memungkinkan anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia untuk bergabung, termasuk yang tinggal di kota-kota kecil. Dengan adanya ruang sosial interaktif di platform ini, anak-anak dapat berbagi karya, mendapatkan umpan balik positif, dan bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai tempat.
Di tengah tantangan besar yang dihadapi anak muda dalam mencari pekerjaan, Algonova berkomitmen untuk membantu mempersiapkan generasi masa depan yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
Dengan bekerja sama dengan pendidik, psikolog, dan profesional industri, Algonova berupaya membentuk anak-anak yang siap menghadapi dunia kerja serta menjalani kehidupan yang sukses. (Z-1)