
BANK Indonesia (BI) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan dan TNI Angkatan Darat/TNI-AD melaksanakan kegiatan panen perdana padi varietas biosalin di lahan eks banjir rob di Klidungan, Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (14/5), merupakan bagian dari program pemulihan dan revitalisasi lahan bekas rob yang selama hampir satu dekade tidak produktif.
Ikut memanen secara simbolis, yakni Panglima Kodam IV/Diponegoro (Mayjen Deddy Suryadi), Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (Andi Reina Sari), Wali Kota Pekalongan (Achmad Afzan Arslan Djunaid), Kepala Perwakilan BI Tegal (Bimala) dan Komandan Kodim 0710/Pekalongan (Letkol Infanteri Rizky Aditya).
Program revitalisasi ini dilatarbelakangi kondisi ketika sekitar 95 hektare lahan pertanian di pesisir Kota Pekalongan yang tidak lagi dapat ditanami sejak 10 tahun terakhir akibat rob berkepanjangan.
Setelah pembangunan tanggul laut dan bendung gerak oleh Pemkot Pekalongan pada 2023, sebagian besar lahan berhasil dibebaskan dari genangan, namun masih menyisakan tantangan berupa tingkat salinitas tinggi, sehingga tidak ideal untuk difungsikan untuk lahan pertanian produktif.
Sejalan dengan semangat ASTA CITA, agenda ke-2 tentang Ketahanan Pangan, BI Tegal bersama dengan Pemkot Pekalongan dan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BRMP Biogen) Kementerian Pertanian serta Kodim 0710/Pekalongan, menginisiasi ujicoba penanaman varietas padi tahan salin (Biosalin) di Kota Pekalongan.
Program ini juga merupakan bagian dari strategi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui pendekatan Good Agricultural Practices (GAP).
Berikan pelatihan
Dalam pelaksanaannya, BI Tegal memberikan pelatihan kapasitas (capacity building), bantuan sarana prasarana produksi pertanian (benih, pupuk, alat tanam), serta pendampingan teknis melalui penyuluh pertanian dan pemantauan lapangan secara berkala oleh BRMP Biogen.
Dimulai dari demplot seluas 1,5 hektar pada Desember 2024, saat ini program telah berkembang secara mandiri hingga mencakup 15 hektare lahan oleh para petani Klidungan. Berdasarkan pantauan lapangan, hasil produksi varietas Biosalin menunjukkan prospek menjanjikan.
Varietas biosalin 1 diperkirakan menghasilkan 4,2 – 5,7 ton gabah per hektar dan varietas biosalin 2 diperkirakan menghasilkan 4,8 – 6 ton gabah per hektare.
Pangdam IV/Diponegoro, Deddy Mulyadi, mengapresiasi sinergi antara Bank Indonesia, Pemkot Pekalongan dan Kodim 0710/Pekalongan dalam upaya revitalisasi lahan bekas terdampak banjir rob. "Kami minta kepada para petani di daerah Pekalongan ini agar terus bersemangat untuk tetap bercocok tanam di areal bekas rob ini," ujar Deddy.
Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Andi Reina Sari, menyebut saat ini Provinsi Jawa Tengah naik ke peringkat 2 sebagai pemasok utama beras di Indonesia.
"Tentu kami ingin agar upaya revitalisasi lahan eks rob ini dapat makin memperkuat posisi Jawa Tengah bukan hanya peringkat kedua sebagai pemasok utama beras di Indonesia, tapi bisa meningkat menjadi yang pertama," ujar Andi Reina.
Mengedepankan sinergi
Kepala Bank Indonesia Tegal, Bimala, menuturkan pemulihan dan revitalisasi lahan bekas banjir rob di Kota Pekalongan ini merupakan bagian dari program optimalisasi Good Agricultural Practices dalam kerangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Panen perdana ini merupakan bukti nyata bahwa inovasi, kolaborasi dan semangat petani dapat menghidupkan kembali lahan yang sempat kehilangan harapan. Bank Indonesia akan terus mendukung upaya penguatan ketahanan pangan daerah sebagai bagian dari kontribusi terhadap stabilitas harga dan pemulihan ekonomi yang inklusif," ujar Bimala.
Menurut Bimala bila keberhasilan panen ini konsisten, dapat direplikasi ke wilayah pesisir lainnya yang mengalami tantangan serupa, khususnya di kawasan Pantura. Meski demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi, seperti kebutuhan pembiayaan lanjutan, adopsi teknologi pertanian modern serta penguatan rantai pasok dari hulu ke hilir.
"Oleh karena itu, program ini akan terus mengedepankan prinsip sinergi pentahelix yakni kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media," jelas Bimala. (E-2)