
SEPANJANG 2024, total pendapatan PT Asuransi BRI Life mencatat pertumbuhan 6,6% mencapai Rp9,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp9,2 triliun. Ini seiring meningkatnya premi bruto sebesar 14,1% atau senilai Rp8,9 triliun YoY dibandingkan 2023 sebesar Rp7,8 triliun.
Direktur Utama BRI Life Aris Hartanto menambahkan kinerja positif juga ditunjukkan dari total annualized premium equivalent (APE) tumbuh sebesar 11,2% secara tahunan menjadi Rp3,4 triliun. Total APE pada 2024 didominasi oleh pertumbuhan bisnis bancassurance dengan BRI.
"Pertumbuhan tersebut seiring dengan improvement serta digitalisasi yang diterapkan antara BRI Life dengan para pemegang saham yaitu BRI dan FWD (mitra strategis BRI). Improvement dan digitalisasi di BRI Life didorong dalam rangka penyesuaian produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan nasabah sehingga dapat menjadi kunci keberhasilan BRI Life yang tumbuh berkesinambungan," ujarnya dalam keterangannya, Kamis (15/5).
Pembayaran klaim dan manfaat bruto di tahun lalu meningkat 8,4% menjadi Rp6,0 triliun (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,6 triliun. Klaim tersebut terutama berasal dari klaim kematian sebesar Rp2,4 triliun dan klaim surrender sebesar Rp1,5 triliun.
Terkait kualitas kecepatan layanan klaim, service level agreement (SLA) meningkat dari yang sebelumnya rata-rata 6 hari kerja dengan SLA 98,6% menjadi 4 hari kerja dengan SLA 99,2 %. Untuk digitalisasi di sektor layanan klaim yang dimiliki, yakni MoKlaim, meningkatkan efektivitas, khususnya di digital adoption dari 54% di 2023 menjadi 98,4% di 2024.
IHSG sepanjang 2024 memiliki kinerja lebih rendah dibandingkan dengan 2023 atau terkontraksi 2,65%, sehingga hasil investasi perseroan mengalami kontraksi sebesar 14,3% YoY dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,0 triliun. Penurunan ini juga terjadi di industri asuransi jiwa yang terkontraksi lebih dalam sebesar 24,8%. Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya memitigasi risiko dengan melakukan pengelolaan investasi secara prudent dengan mayoritas penempatan investasi di surat utang negara dan obligasi korporasi dengan rating minimal grade single A.
Perusahaan pun mencatatkan kinerja positif dengan total aset mencapai Rp26,4 triliun atau meningkat 12,2% YoY dari Rp23,6 triliun serta laba bersih mencapai Rp760,4 miliar atau tumbuh 42,1% YoY dankontribusi feebased kepada BRI sebesar Rp722,2 miliar atau tumbuh 18,2% YoY. Selain itu dari sisi kesehatan perseroan, tingkat solvabilitas atau risk-based capital (RBC) mencapai 434,6% alias jauh di atas batas minimum yang dipersyaratkan OJK sebesar 120%. (I-2)