
PEJABAT perdagangan utama pemerintahan Trump akan bertemu dengan mitra dari Tiongkok minggu ini, membahas upaya meredakan perang dagang yang semakin buruk dan merugikan. Masa depan ekonomi global bergantung pada keberhasilan pertemuan ini.
Pembicaraan dagang ini merupakan pertemuan langsung pertama antara pejabat Tiongkok dan Amerika Serikat sejak eskalasi tarif balasan yang dimulai secara serius pada bulan Maret. Namun, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pada Selasa, kecil kemungkinan akan tercapai kesepakatan dagang dalam pertemuan ini.
Tarif yang telah mencapai tingkat sangat tinggi telah menyebabkan penurunan drastis dalam perdagangan antara kedua negara. Setiap tanda meredanya perang dagang akan disambut baik oleh pelaku usaha dan konsumen di kedua negara, maupun di seluruh dunia.
Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer akan berangkat ke Jenewa, Swiss, untuk bertemu dengan pejabat Tiongkok, Selasa. Dalam wawancara dengan Fox News, Bessent mengatakan pembicaraan ini merupakan langkah awal, namun ia mencoba meredam ekspektasi akan tercapainya kesepakatan.
“Menurut saya ini akan lebih ke arah de-eskalasi, bukan kesepakatan besar dalam perdagangan ... tapi kita harus meredakan ketegangan terlebih dahulu sebelum bisa maju,” ujar Bessent.
Meskipun ketegangan terus berlangsung, kedua negara telah memberi sinyal selama beberapa minggu terakhir bahwa kebuntuan ini tidak dapat dipertahankan. Bessent dan Trump sama-sama mengakui tarif yang dikenakan terlalu tinggi. Dalam wawancara dengan NBC News pekan lalu, Trump mengatakan ia akan menurunkan tarif terhadap Tiongkok “pada suatu saat.”
Tiongkok sebagian besar bersikap tegas terhadap Trump, menyangkal bahwa mereka sedang dalam negosiasi aktif — penyangkalan yang diakui Bessent saat bersaksi di hadapan Kongres pada hari Selasa. Namun, pekan lalu Tiongkok sedikit mengubah nada dengan mengatakan bahwa mereka sedang meninjau proposal dari AS untuk memulai pembicaraan dagang.
Wall Street menyambut kabar ini: pasar saham naik menyusul laporan adanya pembicaraan. Dow futures naik lebih dari 200 poin, atau 0,6%. Futures untuk S&P 500 naik 0,7% dan Nasdaq futures naik 0,8%.
Diketahui, Amerika Serikat menetapkan tarif minimal sebesar 145% pada sebagian besar impor dari Tiongkok. Tiongkok membalas dengan tarif sebesar 125% pada beberapa barang impor dari AS. Kapal-kapal terakhir yang bebas tarif hampir semuanya telah tiba. Kapal-kapal pertama yang membawa barang yang akan dikenai tarif sedang tiba di pelabuhan.
Hal ini berarti pelaku usaha di Tiongkok dan AS segera menghadapi pilihan sulit: membayar tarif yang menggandakan biaya barang impor, atau berhenti menjualnya sama sekali. Akibatnya, konsumen hanya tinggal menunggu beberapa minggu lagi sebelum mengalami kenaikan harga dan kemungkinan kekurangan barang.
Tarif yang menyakitkan ini telah merusak kedua ekonomi. Ekonomi AS menyusut pada kuartal pertama, kontraksi pertama dalam tiga tahun, karena perusahaan-perusahaan menimbun barang menjelang tarif “Hari Pembebasan” Trump yang dimulai pada kuartal kedua. Sementara itu, aktivitas pabrik di Tiongkok menyusut pada laju tercepat dalam 16 bulan pada bulan April, dan pemerintah diperkirakan akan menyuntikkan stimulus baru untuk menopang perekonomian.
Meski ketegangan AS-Tiongkok yang paling agresif, Trump juga telah memberlakukan tarif besar pada sebagian besar negara lain di dunia: tarif universal 10% pada hampir semua barang masuk ke AS, ditambah tarif 25% untuk baja, aluminium, mobil, suku cadang mobil, serta beberapa barang dari Meksiko dan Kanada. Jadi dunia menanti hasil pembicaraan ini dengan penuh harap. (CNN/Z-2)