
MOBIL listrik mulai menjadi pilihan untuk aktivitas sehari-hari, baik untuk perjalanan di dalam kota maupun antar kota. Namun seiring dengan meningkatnya intensitas hujan dan potensi banjir di beberapa wilayah, muncul kekhawatiran pada pengguna mobil listrik.
Terkait hal itu, produsen mobil listrik NETA memberikan sejumlah kiat untuk mobil listrik aman melewati genangan atau bahkan untuk mobil listrik yang terlanjur terendam banjir.
Berikut kiat mobil listrik melewati genangan:
1. Ketinggian genangan maksimal setengah tinggi ban.
Sebelum melintasi genangan air, pastikan bahwa kedalaman genangan tidak lebih dari setengah tinggi ban kendaraan. Jika kedalamannya lebih tinggi, sebaiknya cari jalur alternatif yang lebih aman.
2. Kecepatan berkendara di bawah 10 km/jam.
Pengendara disarankan untuk mengurangi kecepatan kendaraan di bawah 10 km/jam ketika melewati genangan air guna menghindari kerusakan pada kendaraan dan memastikan keselamatan diri serta pengendara lainnya.
3. Maksimal diam 30 menit saat terjebak macet.
Jika kendaraan terjebak dalam kemacetan di daerah yang tergenang air, pastikan kendaraan tidak berhenti lebih dari 30 menit. Jika sudah melebihi waktu tersebut, pengemudi diminta untuk mengambil tindakan yang aman, seperti mencari lokasi aman untuk berhenti atau melanjutkan perjalanan dengan hati-hati.
Kiat setelah mobil listrik terendam banjir, sebagai berikut:
1. Jangan menyalakan mobil.
Kiat untuk menyalakan mobil listrik setelah banjir adalah dengan memastikan kendaraan benar-benar kering terlebih dahulu. Setelah itu, kendaraan harus segera dibawa ke dealer resmi terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut dan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.
2. Lepaskan parking brake secara manual.
Pastikan untuk melepaskan parking brake (rem parkir) secara manual, karena kendaraan yang terendam air tidak boleh dihidupkan sama sekali, jika belum benar-benar kering.
Senior Manager After Sales PT NETA Auto Indonesia Januar Eka Sapta menjelaskan bahwa pada intinya, kendaraan harus dalam keadaan mati atau tidak dihidupkan saat proses evakuasi, terutama untuk mobil listrik. Hal itu sangat penting karena apabila mobil listrik terendam banjir, risiko kerusakan pada sistem kelistrikan dan potensi kerusakan mobil yang lebih parah bisa meningkat jika kendaraan dinyalakan. “Oleh karena itu, pastikan mobil listrik tidak dihidupkan sama sekali setelah terpapar air untuk menghindari kerusakan lebih lanjut,” kata Januar dalam keterangannya, Sabtu (8/3). (M-1)