Pelestarian Tradisi Juadah Dapat Hasilkan Nilai Tambah Bagi Pemerintah Daerah

19 hours ago 4
Pelestarian Tradisi Juadah Dapat Hasilkan Nilai Tambah Bagi Pemerintah Daerah Ilustrasi(Dok Kementerian UMKM)

JUADAH merupakan tradisi dari Sumatra Barat yang populer di era 70-an dan saat ini sudah mulai terlupakan. Juadah sendiri merupakan sekumpulan makanan adat yang terdiri dari kanji, wajik, jalabio, aluo, kipang dan rambuik-rambuik yang telah disatukan di atas dulang dan disusun rapi.

Juadah biasanya menjadi semacam kiasan dari orangtua laki-laki yang menginginkan kehadiran menantu dengan mengatakan bahwa orangtuanya ingin memakan juadah. Dalam hal ini, juadah biasanya berfungsi sebagai hantaran makanan yang dibawa oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki dalam tradisi pernikahan. 

Untuk membangkitkan kembali tradisi ini, Kabupaten Padang Pariaman menggelar Festival Juadah 2025 sekaligus dalam rangka membangkitkan gairah UMKM di daerah tersebut. 

Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza mengatakan bahwa Festival Juadah 2025 membuktikan bahwa tradisi dapat dilestarikan sekaligus membawa nilai tambah bagi suatu daerah. 

“Ini membuka kesempatan kehadiran UMKM khususnya industri kuliner. Saya mengajak festival ini bisa dilakukan secara masal di Sumatra Barat. Ini dalam langkah melestarikan tradisi sekaligus membawa nilai tambah,” ungkapnya dalam acara Pembukaan Festival Juadah 2025 di Padang Pariaman, Sumatra Barat, dilansir dari keterangan resmi, Minggu (11/5). 

Lebih lanjut, Festival Juadah 2025 ini dikatakan menjadi wujud loyalitas terhadap budaya lokal yang selama ini dijunjung tinggi oleh nenek moyang. Dibalut dengan inovasi baru, Festival Juadah sepatutnya menjadi inovasi dalam penyelenggaraan kegiatan daerah yang mengangkat budaya lokal. 

“Keterlibatan UMKM dalam festival ini menjadi nilai penting, sehingga ekonomi di Kabupaten Padang Pariaman dapat berkembang dandi rasakan oleh masyarakatnya. Budaya lokal dan UMKM adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Penggabungan keduanya, sudah dibuktikan dapat menjadi keunggulan pemerintah daerah,” ujar Helvi. 

Festival Juadah 2025 telah menjadi wajah ekonomi rakyat yang mungkin tak glamor, tapi mampu menghidupi banyak keluarga, sebuah tradisi yang terus hidup, menjadi denyut nadi ekonomi rakyat serta merupakan ruang sosial yang merangkul semua kalangan.

Di tempat yang sama, Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis menambahkan bahwa Festival Juadah 2025 menjadi bentuk nyata yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk menghidupkan kembali budaya ini. 

“Bahkan kita akan jadikan Kabupaten Padang Pariaman menjadi Kabupaten 100 Festival. Tidak ada sedikitpun APBD yang keluar untuk festival ini,” pungkas Azis. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |