
PERUBAHAN iklim secara langsung berdampak pada kerusakan lingkungan dan menyebabkan masalah kesehatan ibu dan anak. Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Suryane Sulistiana Susanti mengatakan level level air laut yang semakin tinggi dan air tanah yang semakin rendah menyebabkan air laut bercampur dengan air tawar sehingga air yang tersedia di daerah pesisir laut tidak dapat dikonsumsi.
“Hal tersebut menyebabkan balita dan ibu hamil kekurangan nutrisi. Di sisi lain, adanya genangan-genangan air sisa banjir di pemukiman warga meningkatkan jumlah nyamuk penyebab demam berdarah sehingga jumlah anak yang terkena demam berdarah terus meningkat,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Minggu (11/5).
Untuk itu, FIK UI dan Monash University bekerja sama menyelenggarakan workshop penelitian di Kabupaten Pekalongan dengan mengundang pemangku kepentingan mulai dari skala nasional hingga lokal, otoritas kesehatan, organisasi non-pemerintah, kelompok masyarakat, kader kesehatan dan perwakilan ibu hamil maupun ibu yang memiliki balita dari wilayah terdampak perubahan iklim.
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk intervensi dan kebijakan publik berbasis bukti yang diharapkan mampu menjadi solusi dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada.
Lebih lanjut, temuan dari Pekalongan menunjukkan prioritas masalah lain di antaranya stunting yang tinggi, masalah ibu dan anak, masalah sampah dan kumuh, dan air bersih. Hal ini semua semakin memburuk dengan adanya perubahan iklim.
Kegiatan ini tentu dirasa sangat baik, karena warga dapat menyampaikan kebutuhan dan mencari solusi bersama-sama dengan pemangku kepentingan.
Rencana jangka pendek maupun jangka panjang menjadi solusi yang ditawarkan dari kedua daerah penelitian. Tidak hanya solusi teoritis, namun diturunkan ke dalam solusi praktis yang dapat dilakukan mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, hingga masyarakat sekitar.
Melalui workshop ini, diharapkan dapat menjadi wadah bagi kolaborasi pentahelix yang lebih optimal dalam melakukan mitigasi serta adaptasi untuk penanganan masalah kesehatan ibu dan anak akibat perubahan iklim. (H-4)