Kisah Batik Solo yang Menembus Filipina Berkat Motif Kutut Burgundy

1 week ago 13
Kisah Batik Solo yang Menembus Filipina Berkat Motif Kutut Burgundy Salah satu batik produksi Batik Solo Sukses.(Dok. Batik Solo Sukses)

BARU berdiri pada 20202, jenama Batik Solo Sukses asal Kota Solo, Jawa Tengah, sudah mampu menembus pasar sejumlah negara tetangga. Selain Filipina, produk Batik Solo Sukses juga mendapatkan pembelian dari Thailand dan Singapura.

Andreas Soetanto, pemiliki Batik Solo Sukses, pun membagikan kiatnya. Melalui rilis yang diterima Media Indonesia, beberapa waktu lalu, Andreas mengungkapkan bahwa awalnya ia belum berfokus pada batik, melainkan menjual sarung dan kemeja koko.

Dalam perjalanan, ia baru terinspirasi memproduksi batik dengan motif yang memiliki makna mendalam, namun bisa masuk ke generasi muda. "Tentu penuh tantangan, apalagi ketika pasar lebih banyak mencari produk cepat dan praktis. Namun saya percaya, dengan cara yang tepat, batik tetap bisa dekat dengan generasi muda," lanjut Andreas yang membuka tempat usahanya di kawasan Pasar Kliwon, Solo—pusat batik yang telah melegenda.

Campuran Tradisi dan Modern

Andreas kemudian lebih menajamkan fokus ke motif-motif yang menggabungkan unsur tradisi dan modern. Beberapa koleksi unggulannya seperti Kutut Burgundy, Mahkota, dan Raflesia menjadi produk favorit yang terjual ribuan setiap bulan.

“Perlahan, strategi tersebut membuahkan hasil. Setahun berselang, penjualan meningkat signifikan, dan kini Batik Solo Sukses berhasil membuka lapangan kerja bagi lebih dari 50 karyawan, termasuk para penjahit dari Sragen yang menjadi mitra produksi utama. Bagi saya, hal ini bukan sekadar soal pertumbuhan bisnis, tetapi juga kontribusi nyata untuk membuka lapangan kerja di daerah,” ungkap Andreas.

Andreas juga mengaku memanfaatkan ekosistem digital. Setelah mencoba berbagai platform e-commerce, ia mengaku mendapatkan penjualan tertinggi di Shopee.

Tidak berhenti di pasar dalam negeri, Andreas berhasil memperluas jangkauan usahanya ke pasar internasional melalui Program Ekspor Shopee sejak tahun 2021. Lewat program ini, Batik Solo Sukses kini dikenal hingga ke Filipina, Thailand, dan Singapura. Bagi Andreas, pencapaian ini bukan sekadar ekspor produk, tetapi juga bentuk nyata membawa identitas budaya Indonesia ke tingkat global.

Andreas juga menegaskan bahwa konsistensi adalah kunci utama dalam menjaga keberlanjutan bisnis. Ia berpesan agar para pelaku UMKM tidak takut beradaptasi dengan tren digital, selama tetap memegang teguh visi dan nilai yang diyakini.

“Jangan berhenti mencoba. Konsistensi itu penting, meski keuntungan sedikit yang penting kita tetap berjalan. Jangan lupa juga selalu punya tujuan dan visi misi yang jelas,” pungkasnya. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |