Jokowi Seperti Alami Post Power Syndrome

4 hours ago 2
Jokowi Seperti Alami Post Power Syndrome Joko Widodo menyapa masyarakat dari atas kendaraan Maung Garuda usai lengser dari jabatan Presiden.(MI/Usman Iskandar)

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai pertemuan antara Presiden ke-7 Joko Widodo dan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri kurang pas. 

Menurut Sahroni, pertemuan itu tidak masalah. Namun, yang menjadi masalah ialah pertemuan itu diunggah ke media sosial.

"Kalau ngomong secara pribadi ya, kalau dia tidak upload di ruang publik saya rasa gak apa-apa. Tapi kalau di ruang publik menurut saya kurang pas. Ini pribadi ya, kurang pas. Karena sekarang Pak Jokowi kan mantan presiden, kecuali masih presiden, boleh saja," kata Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, hari ini.

Sahroni mengungkapkan ketika pertemuan itu diunggah ke media sosial dan menjadi konsumsi publik maka akan menimbulkan persepsi, seperti anggapan Jokowi mengalami post power syndrome. Maka dari itu, ia menilai lebih baik pertemuan dilakukan secara tertutup.

"Kalau di ruang terbuka kan orang anggapannya jadi beda-beda. Wah, ini jangan-jangan Pak Jokowi masih post power syndrome. Dia pengen juga terus tampil dalam kondisi. Secara niat baik, baik sekali gak apa-apa. Tapi gak usah di upload lah. Ini pribadi ya, bukan atas nama partai," kata Sahroni. 

Sebelumnya , Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, menerima rombongan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (17/4). 

Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana akrab sebagai ajang silaturahmi antara mantan presiden dan para perwira menengah Polri yang tengah menjalani pendidikan strategis. Momen itu diunggah oleh akun Sespimmen tetapi akhirnya dihapus.(Faj/P-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |