Kekerasan Seksual PPDS di RSHS Bandung sudah Direncanakan

3 hours ago 2
Kekerasan Seksual PPDS di RSHS Bandung sudah Direncanakan Dokter residen anestesi Unpad, tersangka kasus kekerasan seksual.(Dok. Metro Tv)

KASUS kekerasan seksual dokter residen anestesi PPDS Unpad di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pelaku seperti sudah merencanakan dari lama. Direktur Utama RSHS Bandung, Rachim Dinata Marsidi menjelaskan ruangan dengan jenis obat dosis tinggi dijaga ketat dan pemegang kuncinya harus 2 orang tidak sendirian untuk membuka obat jenis narkotika dan masuk keluar akan terekam waktunya.

"Namun yang dilakukan oknum ini diambil dari sisa-sisa yang sudah digunakan oleh pasien. Seperti dari dari 2 ampul tersisa 1/2 cc maka dikumpulkan sehingga memiliki sendiri. Maka ini jelas SOP yang sudah ada sangat ketat dan kami sudah dilakukan sesuai standar yang ada," kata Rachim dalam konferensi pers, Senin (21/4).

Pada tanggal 17 Maret 2025 pasien bersama keluarganya datang ke RSHS untuk lakukan operasi dan memerlukan darah. Pasien yang membawa anaknya didekati oleh residen PPDS anestesi dengan alasan bahwa yang bersangkutan akan diambil darahnya.

Padahal, kata Rachim, biasanya jika jenis darah tersedia di bank darah RSHS maka dokter mengambil dari yang sudah ada, jika kurang atau kosong maka dokter meminta keluarga diambil darahnya.

"Tapi oknum residen tersebut membujuk keluarga pasien seperti sudah direncanakan dan membawa korban ke ruangan yang tidak difungsikan karena dalam perbaikan," ucapnya.

Kemudian pada tanggal 18 Maret pukul 01.00 WIB melakukan kekerasan seksual dengan obat bius yang didapatkan sendiri. Setelah mendapat laporan dan visum hingga ditangkap dan diproses oleh hukum.

"Kami di rumah sakit punya prosedur pengawasan obat anestesi sesuai akreditasi yang ditentukan. Selama ini pengawasan obat sudah berjalan dengan baik sampai kejadian pelecehan seksual tersebut mungkin karena tindakan kriminal murni maka ini di luar pengawasan kami," pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |