Jakarta Kembali Catatkan Deflasi pada Februari 2025

1 week ago 14

BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Februari 2025 mencatatkan deflasi sebesar -0,29% (mtm), tidak sedalam bulan sebelumnya sebesar -1,50% (mtm).

Deflasi pada Februari 2025 terutama bersumber dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Sementara itu, beberapa kelompok seperti Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta kelompok Transportasi mencatatkan inflas

"Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Jakarta pada Februari 2025 mencatatkan deflasi sebesar
-0,59% (yoy), lebih dalam dibandingkan Nasional (-0,09%; yoy)," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Arlyana Abubakar dalam keterangannya, Senin (3/3).

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga mencatat deflasi sebesar -1,39% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (-9,20%; mtm).

Deflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh berlanjutnya kebijakan stimulus diskon 50% untuk tarif listrik rumah tangga di bawah 2.200 VA yang berlaku hingga Februari 2025. Meskipun demikian, terdapat komoditas pada kelompok ini yang mengalami inflasi, yakni tarif air minum PAM seiring dengan kenaikan tarif yang efektif berlaku sejak tagihan bulan Februari 2025 untuk periode pemakaian Januari 2025.

Lebih lanjut, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau turut mendorong deflasi Jakarta pada Februari 2025. Kelompok ini mencatat deflasi sebesar -0,65% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,82% (mtm). Deflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh penurunan harga bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit yang didukung oleh ketersediaan pasokan yang melimpah dari beberapa wilayah sentra yang mengalami musim panen dalam waktu yang hampir bersamaan.

Penurunan harga tomat juga turut menyumbang deflasi kelompok ini seiring dengan peningkatan pasokan dari daerah sentra yang didukung oleh cuaca yang kondusif untuk produksi dan distribusi. Meskipun demikian, deflasi lebih lanjut pada kelompok ini tertahan oleh peningkatan harga wortel yang didorong oleh terbatasnya pasokan dari wilayah sentra akibat belum masuknya musim panen. 

"Deflasi Jakarta yang lebih dalam pada Februari 2025 tertahan oleh inflasi yang terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya," jelas Arlyana.

Kelompok ini mencatat inflasi sebesar 0,83% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu (0,70%; mtm). Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh kembali meningkatnya harga emas perhiasan sejalan dengan tren peningkatan harga emas global yang dipicu oleh meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe haven akibat ancaman tarif AS dan meningkatnya ketidakpastian tentang kebijakan baru pemerintah AS terkait perdagangan dan kebijakan luar negeri.

Kelompok Transportasi juga mengalami inflasi sebesar 0,37% (mtm), setelah bulan sebelumnya mencatat deflasi sebesar -0,23% (mtm). Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari peningkatan harga bensin seiring dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 Februari 2025 dan peningkatan angkutan udara seiring dengan normalisasi harga pascaberakhirnya pemberlakuan diskon tarif angkutan udara saat periode Nataru 2024/2025 dan menguatnya permintaan jelang Ramadan-Idul Fitri tahun 2025. Realisasi inflasi Jakarta yang tetap terkendali tidak terlepas dari hasil sinergi, kolaborasi, serta koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta.

Selama Februari 2025, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain penyelenggaraan program Pasar Murah dan Pangan Bersubsidi; penandatanganan KAD antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan Koperasi Serba Usaha Citra Kinaraya; pelatihan microgreens di RPTRA Menteng Asri kerja sama Sudin KPKP Jakarta Timur dengan PT East West Seed Indonesia; kegiatan panen hasil urban farming di Sudin KPKP Jakarta Timur; kegiatan Pra High Level Meeting dan Capacity Building TPID DKI Jakarta dalam rangka koordinasi pasokan dan stabilisasi harga selama Ramadan dan Idulfitri tahun 2025; serta monitoring TPID yang dipimpin Wakil Gubernur DKI Jakarta ke Perumda Dharma Jaya dan Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta dalam rangka kesiapan menghadapi Ramadan dan Idulf Fitri tahun 2025. 

"Ke depan, sinergi antara Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID DKI Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Dengan berbagai upaya tersebut, inflasi Jakarta pada 2025 diharapkan tetap terjaga dalam sasaran 2,5±1%," imbuhnya. (E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |