Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Mengintai Remaja yang Kurang Gizi

5 hours ago 5
Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui, Mengintai Remaja yang Kurang Gizi ilustrasi(freepik)

SETELAH melalui perdebatan yang panjang selama beberapa dekade, bentuk baru diabetes yang dikenal sebagai Diabetes Tipe 5 akhirnya mendapatkan pengakuan resmi. Penyakit langka ini berhubungan dengan malnutrisi dan lebih banyak menyerang remaja serta dewasa muda yang kurus dan kekurangan gizi, terutama di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah hingga menengah.

Federasi Diabetes Internasional (IDF) telah resmi mengakui keberadaan Diabetes Tipe 5 dan membentuk sebuah kelompok kerja untuk mengembangkan panduan bagi para dokter dalam mengidentifikasi dan merawat penyakit ini.

Perbedaan Diabetes Tipe 5

Diabetes Tipe 5 berbeda dari Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2. Penyebab utama penyakit ini adalah rendahnya produksi insulin akibat malnutrisi, dan diperkirakan mempengaruhi sekitar 25 juta orang di seluruh dunia. Pengakuan resmi terhadap jenis diabetes yang baru ini diumumkan pada 8 April lalu, dalam Kongres Diabetes Dunia IDF yang berlangsung di Bangkok, Thailand.

Meredith Hawkins, seorang profesor kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, menekankan bahwa diabetes yang terkait dengan malnutrisi selama ini tidak terdiagnosis dan kurang dipahami. Pengakuan akan Diabetes Tipe 5 ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang mengancam ini.

"Tipe diabetes yang berhubungan dengan kekurangan gizi selama ini sangat kurang terdiagnosis dan dipahami," ungkap Meredith Hawkins.

Sebelumnya, Diabetes Tipe 5 sering keliru didiagnosis sebagai Diabetes Tipe 2, yang berkaitan dengan gaya hidup, atau sebagai Diabetes Tipe 1, yang merupakan kondisi autoimun yang merusak sel penghasil insulin. Nihal Thomas, seorang profesor endokrinologi di Christian Medical College di India, menjelaskan bahwa Diabetes Tipe 5 menyebabkan fungsi sel beta pankreas yang abnormal, mengakibatkan produksi insulin yang tidak memadai.

Kurangnya pengakuan formal terhadap Diabetes Tipe 5 telah menghambat penelitian dan pengdiagnosan yang akurat. Pasien dengan kondisi ini sering disalahartikan sebagai penderita Diabetes Tipe 1, yang dapat berakibat fatal jika diberikan insulin secara berlebihan. Kasus diabetes terkait malnutrisi lebih umum daripada tuberkulosis dan hampir setara dengan prevalensinya pada HIV/AIDS, sehingga menunjukkan perlunya diagnosis dan terapi yang lebih efektif.

"Seringkali, pasien keliru didiagnosis menderita diabetes tipe 1, padahal pemberian insulin yang berlebihan dapat membawa konsekuensi fatal. Diabetes akibat kekurangan gizi lebih umum daripada tuberkulosis dan hampir sama banyaknya dengan HIV/AIDS, namun tanpa adanya nama resmi, upaya untuk mendiagnosis pasien dan menemukan terapi yang efektif menjadi terhambat," jelas Hawkins.

Identifikasi Pertama

Hawkins pertama kali mengidentifikasi bentuk diabetes yang tidak biasa ini pada tahun 2005, di mana pasien yang masih muda dan kurus menunjukkan gejala Diabetes Tipe 1, namun pengobatan dengan insulin tidak memberikan hasil yang baik, bahkan terkadang berbahaya. Pengidap-pengidap tersebut juga tidak sesuai dengan karakteristik Diabetes Tipe 2.

Pada tahun 2010, Hawkins mendirikan Institut Diabetes Global Einstein untuk menyelidiki cacat metabolisme yang mendasari diabetes terkait malnutrisi. Pada tahun 2022, ia bersama timnya berhasil menunjukkan bahwa bentuk diabetes ini secara fundamental berbeda dari Tipe 1 dan Tipe 2, ditandai dengan ketidaknormalan mendalam dalam kapasitas sekresi insulin.

Penanganan Diabetes Tipe 5

Saat ini, para dokter masih mencari tahu pengobatan terbaik untuk Diabetes Tipe 5, dan pasien seringkali tidak bertahan lama setelah diagnosis. Penanganan Diabetes Tipe 5 melibatkan diet tinggi protein dan rendah karbohidrat, serta perhatian terhadap kekurangan mikronutrien.

Mandat resmi IDF bertujuan untuk mendorong penelitian lebih lanjut dan mengembangkan perawatan yang efektif untuk bentuk diabetes yang baru diakui ini. (Independent/P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |