Jembatan di Marina Batam Rusak Parah, Warga Terpaksa Gunakan Jalur Berbahaya

5 hours ago 5
Jembatan di Marina Batam Rusak Parah, Warga Terpaksa Gunakan Jalur Berbahaya Jembaan Marina rusak parah menghambat aktifitas warga.(MI/Hendri Kremer)

KERUSAKAN parah pada sejumlah jembatan penghubung antar perumahan di kawasan Marina, Kecamatan Tanjungriau, Kota Batam, membuat warga setempat harus menempuh jalur-jalur berbahaya untuk aktivitas sehari-hari. Kondisi ini memicu keresahan sekaligus mengancam keselamatan mobilitas warga.

Salah satu jembatan yang paling memprihatinkan adalah penghubung antara Perumahan Ricci I dan Ricci II. Jembatan tersebut kini dalam kondisi kritis, dengan struktur yang rapuh dan sejumlah bagian atasnya mengalami retak-retak serius. Selain itu, kerusakan di bagian bawah jembatan menyebabkan permukaan menurun dan lapisan semenisasi banyak yang terkelupas.

Menurut warga, penyumbatan aliran air di bawah jembatan akibat tumpukan sampah dan material tanah menjadi penyebab utama kerusakan. Saat musim hujan atau banjir, derasnya arus air semakin menggerus bagian bawah jembatan, memperparah keadaan.

“Mobil dan motor masih bisa lewat, tapi harus melewati sisi yang masih kuat. Kami sangat khawatir karena bagian bawah jembatan sudah rapuh,” ujar Sumihar, warga Marina, Minggu (4/5).

Kondisi ini bukanlah kejadian pertama. Sebelumnya, jembatan di belakang pemukiman Kavling Plus Sei Temiang juga putus akibat diterjang banjir pada awal tahun lalu. Hingga saat ini, perbaikan belum dilakukan. Warga pun terpaksa menempuh jalur alternatif dengan sepeda motor, yang mengharuskan mereka turun ke dalam drainase. Solusi sementara dilakukan dengan semenisasi darurat agar kendaraan roda dua dapat melintas.

“Kalau kami tidak perbaiki sendiri, akses benar-benar putus. Tapi ini hanya langkah sementara, kami tetap berharap pemerintah segera bertindak,” ungkap seorang warga Sei Temiang yang enggan disebutkan namanya.

Kerusakan dua jembatan vital ini sangat menghambat mobilitas warga sehari-hari, terutama untuk bekerja, mengantar anak sekolah, dan beraktivitas ekonomi. Penundaan perbaikan berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.

Menanggapi hal ini, Lurah Tanjungriau, Syamsuddin, mengaku telah membahas masalah tersebut dan berkoordinasi dengan pengembang perumahan yang membangun jembatan. Ia juga menyebut kendaraan proyek yang melintas turut memperparah kerusakan.

“Beberapa waktu lalu memang ada kendaraan proyek yang lewat jembatan yang sudah rusak. Kami sudah berkomunikasi dengan pengembang dan melaporkan ke Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam untuk tindak lanjut,” jelas Syamsuddin.

Pihak kelurahan berharap dinas terkait memberikan respons cepat guna melakukan perbaikan permanen. Masyarakat menginginkan akses jembatan yang vital ini segera ditata dengan baik, bukan hanya perbaikan sementara yang dilakukan secara swadaya oleh warga. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |