Israel Gagal Halau Rudal Balistik Hipersonik, Bandara Ben Gurion Terganggu

5 hours ago 4
Israel Gagal Halau Rudal Balistik Hipersonik, Bandara Ben Gurion Terganggu Ilustrasi(Dok. ANTARA/Xinhua)

SEBUAH rudal yang ditembakkan dari Yaman menghantam bandara internasional Ben Gurion di Israel sehingga menyebabkan operasional bandara ditangguhkan selama setengah jam. Kelompok Houthi Yaman, Ansar Allah, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

"Angkatan bersenjata Yaman melancarkan operasi militer yang menargetkan Bandara Ben Gurion di wilayah Yaffa yang diduduki dengan sebuah rudal balistik hipersonik. Rudal tersebut berhasil menghantam target yang dituju," demikian menurut Houthi melalui Telegram, Minggu (4/5/2025).

Rekaman video yang beredar di dunia maya, namun belum terverifikasi, tampak memperlihatkan seorang pengemudi menepi di jalan di dekatnya untuk berlindung saat proyektil mendarat. Hantaman rudal juga menciptakan gumpalan asap hitam di dekat bandara di pinggiran Tel Aviv.

Rekaman yang dibagikan oleh media lokal memperlihatkan kawah besar di tanah di lokasi jatuhnya rudal. Saat rudal mendekat, sirene dinyalakan di beberapa bagian negeri Israel.

Menurut sebuah pernyataan, tidak ada korban jiwa akibat serangan yang terjadi di dekat Tel Aviv tersebut. Akan tetapi, setidaknya empat orang menderita luka akibat ledakan tersebut, dua di antaranya terluka saat dalam perjalanan ke tempat perlindungan.

Lebih dari tiga juta warga sempat mengungsi ke tempat-tempat perlindungan guna menghindari serangan lanjutan. Bandara Ben Gurion kini telah dibuka kembali untuk penerbangan, setelah menghentikan sementara operasi.

Houthi memperingatkan kepada maskapai penerbangan internasional supaya tidak melakukan aktivitas penerbangan di Bandara Ben Gurion demi alasan keamanan. Houthi secara rutin melancarkan serangan rudal ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas di Gaza.

Namun, jarang ada serangan dari kelompok pemberontak yang didukung Iran dan bermarkas di Yaman itu yang berhasil menembus pertahanan udara Israel. Angkatan Udara Israel mengatakan sedang menyelidiki kegagalan untuk mencegat rudal tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerang mereka tujuh kali lebih kuat."

Lindungi jurnalis
Sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan 212 jurnalis, melukai 409 jurnalis, dan menangkap 48 jurnalis, seperti dilaporkan kantor media yang dikelola Hamas pada Sabtu (3/5) waktu setempat.

Terkait dengan hal itu, puluhan jurnalis menggelar aksi unjuk rasa di Khan Younis, Gaza selatan. Mereka mendesak komunitas internasional untuk melindungi para pekerja media dari serangan yang dilakukan berulang kali oleh Israel.

Kantor Berita Xinhua melaporkan aksi unjuk rasa tersebut diselenggarakan oleh Sindikat Jurnalis Palestina (Palestinian Journalists Syndicate) untuk memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia. Mereka berkumpul di Kompleks Medis Nasser, Gaza, dan mengangkat papan bertuliskan "Stop Membunuh Jurnalis."

Dalam sebuah pidato saat aksi unjuk rasa itu, Tahseen Al-Astal, wakil ketua sindikat tersebut, menuduh Israel melakukan "kejahatan terhadap jurnalis Palestina dengan secara langsung membunuh dan menghancurkan rumah mereka."

Al-Astal menganggap situasi media di Gaza sebagai salah satu yang "paling berbahaya di dunia, mengingat tidak adanya jaminan keamanan, penghancuran institusi pers, serta perampasan alat kerja yang paling mendasar."

Ia pun mengimbau institusi-institusi internasional untuk mengambil tindakan serius guna "meminta pertanggungjawaban para pembunuh." Menurut dia, pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan di Gaza.

Sementara itu, seorang pejabat kesehatan Palestina menyebutkan sedikitnya 57 warga Palestina, yang sebagian besar adalah anak-anak, meninggal akibat malanutrisi di Jalur Gaza sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023.

"Jumlah kematian yang terkait dengan malanutrisi terus meningkat di tengah blokade Israel yang sedang berlangsung dan sektor kesehatan yang nyaris runtuh," tutur Marwan al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di bawah naungan otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza, kepada Xinhua, pada Sabtu (3/5). (Ant/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |