
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).
Launching GATI dilakukan di Islamic Center, Kabupaten Majalengka, Senin (21/4). Peluncuran diikuti oleh sejumlah daerah lainnya di Indonesia secara serempak.
"Menurut Unicef, ada 20,9% anak kehilangan sosok ayahnya," tutur Wihaji.
Sementara data BPS mengungkapkan bahwa hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun diasuh bersama kedua orangtuanya. Seorang ayah juga hanya mengajak anak mereka ngobrol selama 30 menit dalam sehari.
"Obrolan yang dilakukan pun hanya seputar sudah makan belum, sudah salat belum, sekolahnya bagaimana, jangan lupa belajar atau bahkan berupa perintah. Jangan, jangan dan jangan," tuturnya.
Akibatnya, seorang anak 80% lebih banyak di bawah pengasuhan ibunya. Fenomena "fatherless" atau ketiadaan figur ayah yang terlibat secara emosional dan fisik dalam kehidupan anak-anak semakin mengkhawatirkan.
Tidak hanya itu, lanjut Wihaji, seorang anak saat ini lebih banyak "mengobrol" dengan smartphone. Berdasar hasil survei pula, waktu anak mengobrol dengan smartphone mencapai 8 jam dalam sehari.
"Akhirnya otak anak kita lebih banyak dipengaruhi oleh medsos. Algoritma di kepala mereka dipengaruhi oleh medsos," paparnya.
Padahal, lanjut dia, di bawah pengasuhan seorang ayah itu bisa membentuk karakter kepemimpinan seorang anak. Seorang anak bisa memiliki jiwa petarung dan leadership jika dekat dan sering berkomunikasi dengan ayahnya.
Berawal dari kondisi tersebut, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) hadir sebagai jawaban atas tantangan pengasuhan masa kini. GATI merupakan gerakan kolaboratif yang mendorong ayah untuk aktif hadir, terlibat dalam pengasuhan anak, mendampingi remaja, dan berbagi peran domestik bersama pasangan.
Gerakan ini bertujuan mengembalikan posisi ayah sebagai figur teladan, pelindung, sekaligus sahabat dalam tumbuh kembang anak.
Luangkan waktu
Pada kesempatakan yang sama, Wihaji pun mengajak kepada seluruh ayah untuk lebih banyak meluangkan waktu mengobrol dengan anak. "Melalui gerakan ini, diharapkan lebih banyak orangtua, terutamanya ayah yang meluangkan waktu untuk mengobrol dengan anak mereka," tutur Wihaji.
Selanjutnya BKKBN menerapkan sejumlah strategi untuk keberhasilan program ini. GATI diintegrasikan melalui pendekatan layanan yaitu penguatan layanan konsultasi melalui Web siapnikah dan Satyagatra, pendekatan komunitas, yaitu melalui konsorsium penggiat dan Komunitas Ayah Teladan.
"Tadi dikukuhkan pula komunitas ayah teladan Indonesia. Ke depannya komunitas ini ada di kampung kampung KB Indonesia. Kita memiliki kampung KB se Indonesia, kampung keluarga berkualitas. Salah satu nya di situ nanti ada contoh ayah ayah teladan. Nanti juga ada edukasi, ada sertifikat bagi ayah-ayah teladan dan menjadi inspirasi bagi ayah di Indonesia," harap Wihaji.
Selanjutnya ada pula pendekatan basis sekolah yakni melalui kegiatan Sekolah Bersama Ayah. Diprioritaskan yang menjadi lokus sekolah-sekolah di dalamnya terdapat Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) atau Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dengan kegiatan kelas pengasuhan untuk para ayah.
Kemendukbangga/BKKBN juga telah menyiapkan sistem evaluasi dan monitoring yang terintegrasi untuk memastikan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) berjalan efektif dan berdampak nyata di masyarakat. Di antaranya melalui portal GATI, sebuah platform terpadu untuk memantau dan melaporkan kegiatan sekaligus mendukung para ayah dalam mengakses informasi, melaporkan aktivitas, dan memperkuat peran mereka dalam mendidik serta menciptakan keluarga harmonis.
Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pengelola program mulai dari tingkat kabupaten dan kota sampai tingkat provinsi secara berjenjang.