
BANJIR luapan sungai Bengawan Solo kembali mengacam wilayah Bojonegoro. Ini karena permukaan sungai Bengawan Solo di kabupaten setempat kembali mengalami peningkatan hingga berstatus siaga dua banjir, Minggu (16/3).
Derasnya kiriman dari hukum sungai dan hujan lokal dimungkinkan tinggi muka air Bengawan bakal terus mengalami peningkatan,. Kondisi tersebut membuat warga sepanjang bantaran sungai diminta waspada banjir luapan Bengawan Solo.
Dalam beberapa pekan terakhir, tinggi permukaan sungai Bengawan Solo terus mengalami fluktuasi. Bahkan, pada Minggu (9/3) status Bengawan Solo di kawasan setempat juga berstatus siaga dua banjir atau siaga kuning.
Berdasarkan pantauan, debit permukaan sungai Bengawan Solo di wilayah Kelurahan Ledok Wetan Kabupaten Bojonegoro terus mengalami peningkatan. Pada pukul 12.00 Wib misalnya, pada level 12.34 dari permukaan air laut (dpl) atau siaga satu.
Debut air juga terus mengenai peningkatan hingga pada pukul 17.00 Wib meningkat di level 13.18 dpl atau siaga dua banjir. Dengan ketinggian itu, warga di bantaran Bengawan Solo diminta siaga banjir.
"Ya, untuk itu kami himbau agar warga yang tinggal di sepanjang bantaran Bengawan Solo siaga banjir luapan Bengawan Solo," kata Kalaksa BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, Minggu (16/3) petang.
Menurut dia, hal ini karena tinggi derasnya kiriman air dari kawasan hulu dan intensitas hujan lokal yang cukup deras dalam beberapa hari terakhir. Dengan demikian, permukaan air Bengawan Solo mengakami fluktuasi yang cukup tinggi dan berlangsung dengan cepat.
Terlebih, hingga saat ini kiriman air dari kawasan hulu juga masih sangat deras sehingga terjadi pengingkatan secara signifikan. Apalagi, disejumlah kawasan di Bojonegoro juga tengah berlangsung hujan deras sehingga dimungkinkan tinggi muka air pada Bengawan bakal terus mengalami peningkatan.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan rumah warga yang tergenang. Namun, sejumlah kawasan berpotensi terjadi genangan banjir jika setiap saat permukaan Bengawan Solo terus mengalami peningkatan hingga memasuki siaga merah.
Di antaranya, sejumlah lorong di Kelurahan Ledok Wetang dan Ledok Kulon, Kecamatan Bojonegoro. Selain itu, beberapa desa di Kecamatan Dander. Antara lain, Desa Ngablak dan Desa Ngulanan. (H-2)