Sinner Memimpin di Era Keemasan Tenis Italia

2 hours ago 2
Sinner Memimpin di Era Keemasan Tenis Italia Petenis Jannik Sinner.(Instagram )

PETENIS Jannik Sinner akan menjadi sorotan utama di turnamen Roma Terbuka pekan ini, dengan menandai kembalinya sang petenis nomor satu dunia ke lapangan. 

Sinner kini memimpin gelombang pemain muda berbakat seperti Lorenzo Musetti, Luciano Darderi, dan Flavio Cobolli menunjukkan bahwa Italia tengah menikmati era keemasan di dunia tenis.

Musetti kini menghuni peringkat sembilan dunia setelah tampil impresif di Monte Carlo dan Madrid. Sementara itu, Darderi dan Cobolli sukses merebut gelar juara di Marrakesh dan Bukares pada bulan April, mempertegas dominasi Italia di level ATP.

Kapten tim Piala Davis Italia, Filippo Volandri, menyebut masa ini sebagai hasil dari pembangunan jangka panjang. 

"Tenis Italia jelas berada dalam masa keemasan. Ini adalah buah dari sistem yang telah kami bangun sejak lama,” kata Volandri dikutip France24

Volandri, yang memimpin pengembangan pemain pria di Federasi Tenis Italia (FITP) sejak 2015, mencatat lonjakan tajam dalam perolehan gelar. Jika pada 2005–2015 Italia hanya meraih delapan gelar ATP, sejak 2016 jumlahnya melonjak menjadi 31, termasuk tiga gelar Grand Slam milik Sinner.

Salah satu pilar kesuksesan adalah sistem pelatihan desentralisasi yang diterapkan FITP. Setiap provinsi memiliki pelatih untuk anak usia 8-10 tahun, dan setiap wilayah memiliki manajer untuk usia 11-16 tahun. 

"Kami tidak lagi memaksa pemain pindah ke pusat nasional, melainkan mendekatkan pelatihan ke komunitas mereka," kata Volandri.

Sementara itu, Direktur Institut Pelatihan Tinggi FITP, Michelangelo Dell’Edera mengatakan perubahan filosofi bermain juga berperan penting. 

"Kami beralih dari gaya ‘maraton’ menjadi ‘tenis cepat’, yang menekankan servis dan pengembalian," kata Dell'Edera.

Komitmen Italia juga tampak dari seminar tahunan yang diikuti oleh 12.000 pelatih menjelang Roma Terbuka. Tahun ini, pelatih legendaris Brad Gilbert turut hadir dan menyampaikan kekagumannya.

"Mereka tidak hanya membangun Sinner, mereka membangun sistem. Dan mereka belum berhenti," katanya.

Bahkan bakat muda seperti Federico Cina mulai menarik perhatian dunia. Jika menang di babak pertama melawan Mariano Navone, Cina berpeluang menghadapi idolanya, Jannik Sinner, di babak kedua Roma Terbuka. (Ndf/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |