
MENTERI Warisan Israel Amichai Eliyahu menyerukan pengeboman gudang makanan Jalur Gaza dan membuat warga Palestina kelaparan. Pernyataan itu disampaikan di tengah perluasan genosida Israel yang sedang berlangsung.
"Tidak ada masalah dalam mengebom cadangan makanan Hamas," kata menteri ekstremis itu kepada Channel 7 Israel dalam wawancara seperti dilansir Anadolu, Selasa (6/5).
"Mereka harus dibiarkan kelaparan. Jika ada warga sipil yang takut akan keselamatan jiwa mereka, mereka harus mengikuti rencana emigrasi," sebutnya.
"Saat keadaan menjadi sulit bagi mereka, akan sulit pula bagi Hamas. Tidak ada masalah untuk mengebom cadangan bahan bakar dan makanan Hamas," tegas Eliyahu.
Eliyahu juga merupakan anggota partai ekstremis Kekuatan Yahudi (Otzma Yehudit) yang dipimpin Menteri Keamanan Nasional garis keras Itamar Ben-Gvir.
Eliyahu menambahkan bahwa mengirimkan bantuan ke Gaza tidak ada hubungannya dengan etika Yahudi dan menegaskan tidak boleh memberi makan orang-orang yang memerangi Israel.
"Jika kehidupan warga sipil menjadi sulit, Hamas pun akan mengalami kesulitan," katanya.
Pada November 2023, Eliyahu, yang memiliki retorika ekstremis terhadap Palestina menyerukan bahwa menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza adalah suatu pilihan.
Sementara itu, Itamar Ben-Gvir menegaskan kembali desakannya untuk membuat warga Palestina di Gaza kelaparan sebagai bagian dari perang genosida yang sedang berlangsung.
Menurut Channel 14 Israel, Ben-Gvir mengatakan satu-satunya bantuan yang boleh masuk ke Gaza yaitu menyasar migrasi sukarela.
Hal ini merupakan ekspresi jelas dari agenda deportasi yang ditujukan untuk mengosongkan daerah kantong itu dari penduduk asli dengan kedok perang genosida.
Sedangkan Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyerukan untuk mengambil alih Gaza dan memukimkan kembali penduduknya untuk mengembangkannya menjadi tujuan wisata.
Rencananya ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain yang mengatakan hal itu sama saja dengan pembersihan etnis.
Perkiraan Israel menunjukkan bahwa 59 tawanan masih berada di Gaza. Sebanyak 24 orang diyakini masih hidup.
Sebaliknya, lebih dari 9.500 warga Palestina masih dipenjara di Israel dalam kondisi yang buruk, termasuk laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis. Demikian menurut organisasi hak asasi Palestina dan Israel.
Lebih dari 52.500 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut. (I-2)