
PARA pejabat Israel tidak mengungkapkan rincian tentang bagaimana rencana untuk merebut seluruh Jalur Gaza. Tetapi mereka berupaya mencegah Hamas terlibat dalam distribusi bantuan kemanusiaan.
Seorang pejabat mengatakan para menteri telah menyetujui opsi distribusi bantuan, tanpa menjelaskan mekanisme lebih lanjut.
Menurut memo internal yang diedarkan di antara kelompok-kelompok bantuan, Israel mengatakan kepada PBB bahwa mereka akan menggunakan perusahaan keamanan swasta untuk mengendalikan distribusi bantuan di Gaza.
PBB, dalam sebuah pernyataan hari Minggu (5/5) mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam rencana seperti yang disajikan kepadanya, sebab hal itu melanggar prinsip-prinsip intinya.
Memo yang dikirim ke organisasi-organisasi bantuan pada hari Minggu (5/5) itu merinci catatan dari pertemuan antara badan pertahanan Israel yang bertugas mengoordinasikan bantuan ke Gaza,
Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah Teritori (COGAT) dan PBB.
Berdasarkan rencana COGAT, semua bantuan akan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, dengan mengizinkan sekitar 60 truk masuk setiap hari dan mendistribusikan 20 kilogram paket bantuan langsung ke orang-orang pada hari kedatangan, meskipun isinya tidak jelas seperti berapa banyak orang yang akan memiliki akses ke bantuan tersebut.
Memo itu mengatakan bantuan akan didistribusikan di pusat-pusat logistik, yang akan dijalankan oleh perusahaan-perusahaan keamanan swasta.
Memo itu juga menyebut bahwa pengenalan wajah akan digunakan untuk mengidentifikasi warga Palestina di pusat-pusat itu dan peringatan SMS akan memberi tahu orang-orang di daerah itu bahwa mereka dapat mengambil bantuan.
Pekerja bantuan mengatakan rencana untuk memusatkan bantuan, daripada mengirimkannya ke warga Palestina di tempat mereka berada, akan memaksa orang-orang mengungsi.
Pertempuran itu telah mengungsi lebih dari 90 persen penduduk Gaza, seringkali berkali-kali, dan mengubah Gaza menjadi daerah yang tidak dapat dihuni seperti bulan. (Arab News/I-3)