
AKTOR Will Smith, Tom Brady, dan Rafael Nadal bergabung dalam panggilan Zoom sebagai pemilik tim E1. Diluncurkan pada 2024 sebagai kejuaraan perahu balap listrik pertama di dunia, E1 Series—yang sebagian didanai oleh Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi—memiliki sembilan tim yang dipimpin nama-nama besar di dunia olahraga dan hiburan.
Di antara pemiliknya, ada bintang-bintang legendaris seperti Brady, Nadal, Virat Kohli, Didier Drogba, dan LeBron James—yang meluncurkan timnya menjelang musim 2025. Mereka mewakili berbagai cabang olahraga, mulai dari American football, tenis, kriket, sepak bola, hingga bola basket. Ditambah lagi dengan aktor Will Smith dan penyanyi Marc Anthony, daftar pemilik tim E1 memiliki rekam jejak yang mengesankan.
Namun bagi CEO dan salah satu pendiri E1, Rodi Basso, bukan hanya reputasi para pemilik yang membuat mereka berharga, tetapi juga jangkauan media sosial mereka yang mencapai "1,1 miliar pengikut".
Sebagai contoh, Smith hadir dalam acara terbaru E1 di Doha pada Februari lalu, membagikan rekaman akhir pekan balapan di Pearl Island, Qatar, kepada 69,6 juta pengikutnya di Instagram.
Timnya, Westbrook Racing, finis di posisi keempat, sementara tim Nadal meraih kemenangan pertama mereka di E1, mengungguli tim milik DJ Steve Aoki dan legenda sepak bola Didier Drogba.
Kejuaraan Balap Perahu Listrik dengan Ambisi Besar
Basso menjelaskan setiap pemilik tim memiliki kewajiban untuk memposting sebelum, selama, dan setelah balapan. "Jumlah pengikut media sosial ini sangat luar biasa untuk olahraga yang baru lahir," katanya kepada CNN. "Butuh waktu lima hingga sepuluh tahun bagi platform olahraga lain untuk mencapai indikator kinerja utama (KPI) seperti ini."
Basso, yang sebelumnya bekerja sebagai insinyur di NASA dan Formula One, mendirikan E1 bersama Alejandro Agag—politikus Spanyol yang menjadi pengusaha dan meluncurkan Formula E pada 2014.
Agag kemudian berinvestasi di Seabird Technologies, sebuah startup yang mengembangkan kapal listrik dengan teknologi hidrofoil—sayap bawah air yang memungkinkan perahu melayang di atas permukaan air.
Pada 2020, Agag menghubungi Basso, yang saat itu menjabat sebagai direktur motorsport di McLaren Applied dan mengembangkan baterai lithium-ion yang dapat menggerakkan mobil Formula E sepanjang balapan tanpa perlu mengisi ulang.
Jawaban Basso datang keesokan harinya dalam bentuk proposal: "Mengapa tidak membangun Formula 1 listrik di atas air?"
"Saya tidak menyesali masa lalu saya di Formula 1," kata Basso. "Tetapi saya sadar bahwa kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan satu sumber energi, yaitu bahan bakar."
"Kami Ingin Menjadi Bagian dari Solusi"
Dengan dana dari PIF, dalam waktu enam bulan, proyek pun berjalan. Seabird menciptakan RaceBird, kapal balap dengan kecepatan hingga 93 km/jam (58 mph).
Dirancang pendiri Seabird, Sophi Horne, kapal sepanjang 24 kaki ini menggunakan teknologi hidrofoil yang memungkinkan lambungnya melayang di atas air saat mencapai kecepatan lebih dari 31 km/jam (19,5 mph). Desain ini mengurangi gelombang yang dihasilkan saat balapan, yang menurut Basso dapat mengurangi erosi di daerah pesisir.
"Lebih dari 50% populasi dunia tinggal di dekat air—danau, sungai, lautan," katanya. "Kami ingin menjadi bagian dari solusi agar gaya hidup di dekat air tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang."
Namun, ada tantangan lingkungan lain yang harus dihadapi, seperti emisi karbon akibat transportasi tim dan peralatan ke lokasi balapan.
Basso mengklaim bahwa hanya 2-5% dari total kargo E1 yang diangkut melalui udara, sementara sebagian besar dipindahkan melalui jalur laut atau darat. Selain itu, jumlah staf yang bepergian dengan pesawat telah dikurangi 20% dibandingkan musim pertama.
Ia juga ingin memperluas E1 sehingga tim dapat memiliki satu set kapal lain yang disimpan di wilayah Asia, sehingga jarak pengiriman antarbalapan bisa dipersingkat. "Misalnya, satu minggu di Miami, lalu dua minggu kemudian di Singapura tanpa harus mengangkut semuanya ke seluruh dunia," katanya.
Masa Depan E1 dan Gaya Hidup Mewah
Meski penuh ambisi, masa depan jangka panjang E1 masih harus dibuktikan. Musim perdana harus dipersingkat karena tiga balapan dalam kalender awal tidak terlaksana, dan tahun ini jumlah balapan dikurangi dari tujuh menjadi lima.
Namun bagi Basso, E1 lebih dari sekadar olahraga—ini juga tentang gaya hidup. Keterlibatan selebriti menjadi faktor utama dalam membangun citra E1 sebagai pengalaman premium dengan fasilitas mewah di lokasi-lokasi eksklusif.
Musim 2025 akan menghadirkan balapan di Monaco, Danau Maggiore di Italia, dan Miami, dengan pemilik tim sering hadir untuk menyaksikan dua pilot mereka bersaing selama dua hari balapan, mulai dari latihan, kualifikasi, hingga perlombaan utama—mirip dengan format Formula 1.
"Saya harus mencubit diri sendiri setiap kali melihat panggilan Zoom yang berisi Tom Brady, Marc Anthony, Didier Drogba, Rafa Nadal, Will Smith, Virat Kohli, dan lainnya," kata Basso.
"Kami mendapatkan wawasan luar biasa dalam hal pengembangan olahraga, pemasaran, dan hiburan. Jadi bagi kami, kehadiran mereka adalah nilai tambah."
Saat ini, daftar pemilik tim masih seluruhnya pria, tetapi Basso optimis bahwa pemilik wanita pertama akan diumumkan sebelum musim berakhir di Miami pada November. Ia mengungkapkan bahwa saat ini ada lima kandidat yang sedang dalam pembicaraan.
Sementara itu, dalam setiap balapan, setiap tim harus memiliki satu pilot pria dan satu pilot wanita. Di Doha, Cris Lazarraga dari Tim Rafa mencetak waktu putaran tercepat di sesi kualifikasi dan balapan, membuktikan bahwa desain kapal ini lebih mengutamakan keterampilan dibanding kekuatan fisik.
"Kami membayar harga dari warisan lama balap perahu yang dulu dianggap sebagai olahraga yang didominasi pria," kata Basso. "Namun kapal ini lebih tentang strategi, bukan soal otot atau tenaga lainnya. Jadi, lapangan permainan benar-benar setara, dan persaingan sangat ketat." (CNN/Z-2)