Muntahan dan Feses Dinosaurus Ungkap Rahasia Kejayaan Mereka Menguasai Bumi

3 hours ago 2
Muntahan dan Feses Dinosaurus Ungkap Rahasia Kejayaan Mereka Menguasai Bumi Koprolit, alias feses dinosaurus.(Dok. Grzegorz Niedzwiedzki via Nature.)

PENELITIAN terbaru yang mendalam terhadap muntahan dan feses dinosaurus yang telah membatu-dikenal sebagai regurgitalite dan coprolite-mengungkap rahasia bagaimana dinosaurus mampu mendominasi Bumi selama lebih dari 150 juta tahun. Studi ini memberikan wawasan luar biasa tentang pola makan, interaksi ekosistem, dan strategi bertahan hidup yang membuat dinosaurus menjadi penguasa dunia prasejarah.

Selama bertahun-tahun, fosil dinosaurus seperti muntahan dan fesesnya sering dianggap sebagai sampah purba yang kurang bernilai. Namun, dengan kemajuan teknologi pemindaian 3D berenergi tinggi, mikroskop elektron, dan analisis kimia canggih, para ilmuwan kini mampu menelusuri isi dari coprolite dan regurgitalite secara detail, membuka jendela baru ke dalam kehidupan dinosaurus.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini melibatkan analisis ratusan coprolite dari periode Trias hingga Jura (sekitar 230 hingga 200 juta tahun lalu), masa ketika era dinosaurus mulai dan mencapai puncak kejayaannya. Para peneliti menemukan bahwa isi coprolite sangat beragam, mulai dari sisa-sisa ikan, serangga, tumbuhan, hingga tulang hewan lain yang menunjukkan perilaku makan yang kompleks dan adaptif.

“Dengan memeriksa isi muntahan dan kotoran yang membatu ini, kita dapat melihat secara langsung apa yang dimakan dinosaurus dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Ini seperti membaca buku sejarah kehidupan yang sebelumnya tersembunyi," kata paleontolog dari Uppsala University, Martin Qvarnströ.

Salah satu temuan menarik adalah adanya sisa tulang yang terkonsumsi oleh predator dinosaurus, yang menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memangsa daging lunak tetapi juga mengunyah tulang untuk mendapatkan mineral penting dan sumsum, mirip dengan perilaku hyena modern. Hal ini mengindikasikan tingkat adaptasi dan kecanggihan dalam pola makan dinosaurus yang sebelumnya belum banyak diketahui.

Selain itu, coprolite juga mengandung bukti adanya hubungan simbiotik dengan serangga seperti kumbang tahi purba yang hidup dari sisa kotoran dinosaurus. Interaksi ini menunjukkan bahwa ekosistem pada masa itu sudah sangat kompleks dan terjalin erat, dengan berbagai spesies saling bergantung satu sama lain.

Pola Makan Dinosaurus

Penelitian ini juga menghubungkan pola makan dinosaurus dengan perubahan iklim besar yang terjadi pada masa itu, termasuk periode Carnian pluvial episode, saat kelembapan global meningkat drastis dan pertumbuhan vegetasi meluas. Kondisi ini memungkinkan dinosaurus herbivora mendapatkan sumber makanan yang melimpah, sementara predator pun mendapatkan mangsa yang cukup, sehingga mendorong diversifikasi dan ekspansi dinosaurus.

“Coprolite ini bukan hanya sekadar kotoran purba, mereka adalah dokumen biologis yang mengungkap strategi hidup dinosaurus awal. Melalui analisis ini, kami menemukan banyak hal mengejutkan tentang bagaimana dinosaurus beradaptasi dan bertahan dalam ekosistem yang terus berubah," kata paleontolog dari Uppsala University, Grzegorz Niedźwiedzki.

Lebih jauh, analisis kimiawi menunjukkan bahwa beberapa coprolite mengandung senyawa organik yang berasal dari tumbuhan tertentu, yang memberi petunjuk tentang diet spesifik dan preferensi makanan dinosaurus herbivora. Hal ini membantu ilmuwan merekonstruksi jaringan makanan dan rantai ekologi pada masa Mesozoikum dengan presisi yang lebih tinggi.

Penemuan ini juga menyoroti pentingnya coprolite sebagai sumber data paleobiologi yang kaya, yang selama ini kurang mendapat perhatian dibandingkan fosil tulang. Dengan semakin banyaknya studi coprolite, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak rahasia evolusi dan ekologi dinosaurus yang selama ini tersembunyi.

(Science Focus/Science.org/H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |