
JUMLAH pengangguran di Indonesia per Februari 2025, bertambah 83,45 ribu orang menjadi 7,28 juta orang. Jumlah tersebut tercatat naik 1,11% dari posisi jumlah pengangguran pada Februari 2024 yang tercatat 7,20 juta orang.
Jumlah pengangguran meningkat itu juga diikuti oleh jumlah pekerja paruh waktu yang mencapai 37,62 juta orang, atau naik 0,82 juta orang. Sementara, jumlah angkatan kerja yang tergolong setengah menganggur tercatat sebanyak 11,67 juta orang, turun 0,44 juta orang.
Merujuk situs Badan Pusat Statistik (BPS), angkatan kerja dengan status pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
Angkatan kerja dengan status setengah menganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan.
Kepala BPS Amalia Adinggar Widyasanti mengungkapkan, per Februari 2025, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 153,05 juta orang, naik 3,67 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja itu, tercatat sebanyak 96,48 juta orang merupakan angkatan kerja dengan status penuh waktu.
"Angkatan kerja tersebut tidak semua terserap di pasar kerja sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang dan dibandingkan dengan Februari 2024 per Februari 2025 jumlah orang yang menganggur meningkat sebanyak sekitar 0,08 juta orang atau sekitar 83 ribu orang yang naik kira-kira 1,11%," jelasnya dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (5/5).
Data BPS turut menunjukkan jumlah pekerja informal pada Februari 2025 meningkat menjadi 59,40% dari total angkatan kerja yang masuk ke dalam kelompok bekerja. Sementara jumlah pekerja formal tercatat hanya 40,60%. Meningkatnya besaran pekerja informal disebut karena adanya peningkatan jumlah pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap dan berusaha sendiri.
Besarnya jumlah pekerja informal turut selaras dengan tingkat pendidikan angkatan kerja yang bekerja. Data BPS memperlihatkan bahwa mayoritas pekerja di Indonesia hanya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Porsinya mencapai 52,31 juta orang, setara 35,89% dari total angkatan kerja yang bekerja.
Itu kemudian diikuti dengan jumlah pekerja tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mencapai 25,96 juta orang, setara 17,81% dari total angkatan kerja yang bekerja. Porsi besar lainnya juga berasal dari orang dengan tamatan pendidikan SMA dan SMK, masing-masing 30,08 juta orang dan 18,72 juta orang dengan persentase 20,63% dan 12,84%. (M-1)