Ekonomi Indonesia Melambat, hanya Tumbuh 4,87%

5 hours ago 2
Ekonomi Indonesia Melambat, hanya Tumbuh 4,87% Sejumlah truk trailer menunggu muatan peti kemas di lapangan penumpukan peti kemas (container yard) PT Terminal Petikemas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/3/2025).(Antara)

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia mengalami pelambatan pada triwulan I 2025. Dalam tiga bulan pertama di tahun ini, laju pertumbunan ekonomi Indonesia hanya 4,87% secara tahunan (year on year/yoy). Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan -0,98% dari triwulan IV 2024, juga lebih rendah dari pertumbuhan triwulan I 2024 yang tercatat 5,11% (yoy).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, laju pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 didapat dari besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) yang turun dari Rp3.296,7 triliun di triwulan IV 2024 menjadi Rp3.264,5 triliun. Lalu PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) juga turun dari Rp5.674,9 triliun di triwulan IV 2024 menjadi Rp5.665,9 triliun.

"Jadi bila dibandingkan dengan triwulan IV 2024 (quatter to quarter/q to q), ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar minus 0,98%," jelasnya dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (5/5).

Amalia menuturkan, pelambatan laju ekonomi secara triwulanan dari triwulan IV ke triwulan I telah terjadi secara berulang. Dengan kata lain, kata dia, pola pertumbuhan yang lebih rendah di triwulan I 2025 relatif sejalan dengan data historis.

Namun dalam periode 2022-2025, laju perekonomian triwulan I kali ini merupakan yang terendah. Pada triwulan I 2022, misalnya perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,02% (yoy). Lalu triwulan I 2023 perekonomian mampu melaju 5,04% (yoy). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada triwulan I 2024 yang mencapai 5,11% (yoy).

Dari sisi lapangan usaha, perekonomian Indonesia pada tiga bulan pertama tahun ini banyak ditopang oleh lima sektor utama, yaitu industri pengolahan yang mencatatkan pertumbuhan 4,55% (yoy); perdagangan tumbuh 5,03% (yoy); pertanian tumbuh 10,52% (yoy); konstruksi tumbuh 2,18% (yoy); dan pertambangan yang tumbuh -1,23% (yoy).

Secara berurutan, lima sektor tersebut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 19,25%; 13,22%; 12,66%; 9,84%; dan 8,99%. "Lapangan usaha pertambangan terkontraksi sebesar 1,23% disebabkan oleh pertambangan batu bara dan lignit yang mengalami kontraksi 0,91% sejalan dengan menurunnya permintaan di pasar internasional dan juga pertambangan bijih logam terkontraksi 11,83% akibat adanya pemeliharaan besar yang direncanakan pada tambang tembaga dan emas di Papua Tengah," jelas Amalia.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang melaju 4,89% (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 54,53% di triwulan I 2025. Kemudian diikuti oleh pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 2,12% (yoy) dengan distribusi terhadap PDB 28,03%.

Sedangkan ekspor mencatatkan pertumbuhan 6,78% (yoy) dan distribusinya terhadap PDB tercatat 22,30%. Sementara konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan -1,38% dan memiliki distribusi terhadap PDB 5,88%. Lalu pertumbuhan Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 3,07% (yoy) dengan distribusi 1,39% terhadap PDB. Adapun impor tercatat tumbuh 3,96% (yoy) dengan distribusi terhadap PDB -19,74%. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |