
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi mengklaim program pendidikan karakter anak yang digagasnya mendapat sambutan positif dari masyarakat. Bahkan semakin banyak orangtua yang mendaftarkan anak bermasalah untuk dididik di barak militer.
Pernyataan itu disampaikan Dedi menjawab pro kontra pengiriman anak sekolah bermasalah untuk dibina di lingkungan TNI. Senin (5/5), dia meninjau pelaksanaan pendidikan karakter di Dodik Bela Negara, Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
"Dalam setiap kebijakan ada pro dan kontra, ibarat pisau yang sedang diasah. Anggaplah pro dan kontra ini sedang mengasah ketajaman berpikir saya dan tindakan saya sebagai seorang pemimpin, nanti kita lihat hasilnya," tegasnya.
KDM sapaan Dedi Mulyadi mengatakan, orangtua antusias menitipkan anaknya di barak militer setelah melihat tayangan objektif di media. Program pengiriman anak bermasalah akan dibagi dalam beberapa gelombang selama setahun ke depan.
Dirinya menantang pihak yang menolak kebijakannya tersebut untuk meninjau langsung ke barak agar mengetahui perubahan positif karakter anak bermasalah. Sebab, anak-anak yang dibawa ke Dodik Bela Negara adalah mereka yang punya kesadaran ingin berubah.
"Saya lihat baru dua malam sudah ada perubahan. Anak-anak yang biasa tidur jam 4 subuh sekarang sudah bisa tidur jam 9 malam. Biasa merokok sekarang sudah berhenti. Nanti kita pelajari kualifikasinya, karena problemnya kan orangtuanya baik anaknya nakal, ada yang orangtua berpisah, anaknya nakal. Semuanya harus ditangani dengan baik, nanti psikolog memonitor setiap hari," tuturnya.
KDM juga menyindir kritikan terkait pelibatan pihak TNI dan Polri dalam mendidik dan membentuk kedisiplinan dan perilaku positif siswa. Sebab di beberapa daerah, anggota TNI diperbantukan mengajar di sekolah hingga memberikan pembekalan kepemimpinan kepada ASN hingga calon karyawan.
"Banyak TNI mengajar SD, SMP di Papua. Kemudian ASN, calon karyawan, TNI ngajar di SMA Taruna Nusantara. Jadi gak ada hal baru TNI memberikan pendidikan pada sipil, anak-anak sekolah. Bukan hal baru TNI latih baris-berbaris, TNI melatih paskibraka, TNI melatih pramuka, kan gak ada problem," katanya.
210 siswa
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menambahkan penggemblengan karakter anak gelombang pertama ini melibatkan 210 siswa SMA/SMK di wilayah Jabar. Siswa yang dibawa memiliki berbagai latar belakang masalah seperti kecanduan main gim, terpapar narkoba, kecanduan miras, tawuran dan sebagainya.
Ratusan anak-anak ini bakal dididik sesuai standar Dodik Bela Negara selama 14 hari atau dua minggu setelah mendapat izin lisan dan tertulis dari orangtuanya. Dari beberapa orangtua yang ditemui, mereka menyampaikan rasa bangga dan mendukung program ini.
"Untuk gelombang pertama ini kami menyiapkan 350 kuota dan selama setahun kurang lebih 900 siswa. Sementara untuk anggarannya disiapkan Rp6 miliar dukungan langsung dari APBD Provinsi Jawa Barat," tandasnya.