
WAKIL Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang menilai penurunan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2025 sebagai peringatan yang harus segera ditanggapi oleh pemerintah dan pelaku usaha. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5% pada triwulan-triwulan berikutnya.
"Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 ini mengalami penurunan dari tahun lalu. Tentu ini menjadi warning bagi kita dan menjadi tantangan, utamanya bagi pemerintah, bagaimana kita bisa memiliki optimisme agar pertumbuhan ekonomi kita di triwulan selanjutnya bisa mencapai 5%," kata Sarman saat dihubungi, Senin (5/5).
Dia juga menyoroti menurunnya perputaran uang selama periode Idulfitri sebagai salah satu indikator melemahnya konsumsi rumah tangga. Ia membandingkan jumlah pemudik yang turun signifikan dari 193 juta orang tahun lalu menjadi 146 juta tahun ini.
"Dari situ bisa terlihat bahwa perputaran uang selama Idulfitri juga terjadi penurunan, tentu pasti akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga kita. Ini menandakan bahwa ekonomi kita saat ini perlu penguatan-penguatan di berbagai sektor," jelas Sarman.
Menurutnya, tantangan akan semakin berat karena tidak ada momen pengungkit ekonomi besar di triwulan II dan III seperti Idulfitri. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya meningkatkan daya beli masyarakat secara lebih struktural. Sarman juga mendorong pemerintah menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan menahan kenaikan tarif dasar seperti listrik, gas, dan BBM agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Selain itu, ia menyoroti pentingnya percepatan program-program strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) serta koperasi merah putih di desa-desa.
"MBG ini akan membuka ribuan dapur dan setiap dapur itu membutuhkan 50 orang tenaga kerja. Ini akan membantu konsumsi rumah tangga dan perputaran uang di daerah," ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi realisasi investasi sebesar Rp495 triliun di triwulan I dan berharap target di kisaran Rp1.900 triliun bisa tercapai. "Dengan realisasi investasi sebesar itu akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan, memperkuat ketahanan keuangan dan juga berkontribusi pada perekonomian kita," tutur Sarman.
Dia turut mendorong ekspansi pasar ekspor di tengah ketegangan dagang global, serta penyerapan belanja pemerintah pusat dan daerah agar bisa lebih cepat dan tepat sasaran. Ia meyakini belanja pemerintah dapat menjadi penggerak sektor swasta dan mempercepat pertumbuhan.
"Dengan kolaborasi, kita optimis pemerintah akan mampu membuat langkah dan upaya strategis supaya pada triwulan berikutnya kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi," pungkas Sarman.(M-2)