
PERJALANAN fintech di Indonesia dimulai dengan fokus memfasilitasi pembayaran online, sebagai respons terhadap maraknya transaksi online dan e-commerce.
Kehadiran platform fintech juga mempercepat inklusi keuangan di kota dan kabupaten yang sebelumnya belum tersentuh infrastruktur pembayaran non-tunai.
Dengan lebih dari 50% populasi dewasa di Indonesia yang belum memiliki akses ke layanan perbankan, platform pinjaman online muncul sebagai solusi untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
Salah satu fintech yang berkembang dan mencapai usia ke-7 adalah Rupiah Cepat. Platform telah melalui berbagai fase, mulai dari pembentukan fondasi teknologi, regulasi yang semakin ketat, hingga tantangan digitalisasi dan kepercayaan publik.
Dalam momen Idul Fitri, Rupiah Cepat menggelar acara “Strong Seven Years: Achieving Dream, Building The Future” beberapa waktu lalu.
Anna Maria Chosani, Direktur Rupiah Cepat, menekankan pentingnya momen Halal Bihalal sebagai sarana untuk membangun komunikasi yang lebih erat. “Halal Bihalal adalah ruang untuk lebih mengenal satu sama lain, dan itu adalah dasar penting dari kolaborasi. Komunikasi yang terbuka dan sehat sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan yang dinamis seperti kita,” ujar Anna.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Rupiah Cepat, Balandina Siburian, menambahkan bahwa kemeriahan acara ini justru terletak pada kesederhanaannya. Menurutnya, kehangatan dan nilai kebersamaan lebih penting daripada kemewahan.
“Acara ini sederhana, tapi bermakna. Kita tidak butuh gedung mewah atau perayaan besar-besaran untuk merayakan pencapaian kita. Yang kita butuhkan adalah rasa syukur dan solidaritas. Tanda kasih, doorprize, dan kebersamaan seperti ini justru mencerminkan nilai-nilai perusahaan: saling menghargai, berbagi, dan tumbuh bersama,“ tuturnya.
Milko Hutabarat, Komisaris Rupiah Cepat, menggarisbawahi pentingnya momen ini sebagai refleksi dan penyemangat untuk menatap masa depan. “Selama tujuh tahun, kita telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan sinergi, kita mampu menjadi pemain penting di industri ini. Tetapi tantangan ke depan jauh lebih besar. Maka dari itu, kekompakan tim dan dukungan penuh dari semua lini, termasuk dewan komisaris dan pemegang saham—adalah modal utama untuk menghadapi transformasi selanjutnya," ujarnya. (H-2)