
PERTUMBUHAN konsumsi pemerintah pada triwulan I 2025 tercatat tumbuh -1,38% secara tahunan (year on year/yoy) dan memiliki distribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,88%. Penurunan itu disebut terjadi karena pemerintah tak lagi melakukan belanja pemilihan umum (pemilu) seperti di tahun lalu.
"Tahun lalu terjadi realisasi anggaran yang relatif lebih cepat dan juga relatif lebih banyak karena adanya pemilu tahun 2024," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (5/5).
Dia mengatakan, efisiensi atau realokasi anggaran yang dilakukan pemerintah bukan menjadi sebab turunnya pertumbuhan konsumsi pemerintah. Namun Amalia menuturkan, pertumbuhan konsumsi pemerintah akan terlihat mulai triwulan II 2025 setelah proses administrasi realokasi anggaran selesai.
"Tentunya nanti ada realokasi anggaran yang dampaknya kelihatannya nanti akan direalisasikan di triwulan II 2025 dan seterusnya. Jadi karena di triwulan pertama ini masih adanya proses administrasi untuk kemudian dialokasi menjadi kegiatan-kegiatan pemerintah maupun kegiatan ekonomi lainnya," jelas dia.
Merujuk data Kementerian Keuangan, realisasi belanja negara hingga akhir Maret 2025 tercatat mencapai Rp620,3 triliun, setara 17,10% dari alokasi belanja negara tahun ini sebesar Rp3.621,3 triliun. Realisasi belanja tersebut tercatat hanya tumbuh 1,37% dari realisasi di periode yang sama tahun lalu. (Mir/M-3)