
APA yang tersisa dari hidup yang hanya diisi hiburan dan kejaran kosong? Warluth tidak menawarkan jawaban mutlak, tapi mereka mengajak kita untuk berhenti sejenak, dan berpikir ulang: Apakah benar ini semua hanya permainan?
Lewat single keduanya yang bertajuk 32, band alternatif ini membawa napas baru dari bawah tanah, bukan untuk membakar emosi, tapi untuk menyalakan kesadaran.
Terinspirasi dari Surah Al-An’am ayat 32, lagu ini adalah seruan lembut namun menusuk: bahwa hidup di dunia bukanlah akhir dari segalanya, dan sering kali kita tersesat bukan karena gelapnya jalan, tapi karena redupnya arah berpikir.
Dalam 32, Warluth menabrakkan spiritualitas, adab, dan logika ke dalam ruang musik yang mentah dan jujur.
Ini bukan sekadar track yang bisa lewat di playlist, ini semacam doa, perlawanan, dan renungan yang dibalut dalam distorsi dan dinamika. Sebuah suara untuk mereka yang haus makna di tengah bisingnya dunia dengan distraksi permanennya.
Diproduksi oleh tangan-tangan yang tidak asing dengan keresahan: Fahmi Yanen, Handi Zahrasatria Adhi, dan Irvan Jousep, dengan sentuhan akhir audio mixing & mastering dari Pandu Fuzztoni dan visual cover dari jepretan mata tajam Deny, 32 hadir sebagai hasil karya yang dibangun bukan dari ambisi pasar, tapi dari kebutuhan jiwa.
Ini bukan hanya lagu. Ini adalah ajakan untuk pulang kepada nilai, kepada kesadaran, kepada hidup yang lebih utuh. 32 telah hadir di semua platform musik digital favoritmu mulai Jumat (23/5).
Ambil waktumu. Dengarkan. Renungkan. Mungkin ini bukan lagu yang kamu cari, tapi bisa jadi ini lagu yang kamu butuhkan. (Z-1)