Sakralnya Birrul Walidain

1 month ago 22
Sakralnya Birrul Walidain Nasaruddin Umar Menteri Agama; Imam Besar Masjid Istiqlal(MI/Seno)

SALAH satu kebiasaan luhur dalam tradisi Tiongkok ialah mencuci dan membersihkan kaki kedua orangtua sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta suci kepada keduanya. Dalam tradisi Islam juga hampir sama. Berbuat baik kepada kedua orangtua (birrul walidain) merupakan salah satu amal istimewa yang wajib dilakukan setiap orang.

Nabi mengatakan, “Rida Tuhan terletak pada rida kedua orangtua.” Artinya, jika kita hendak melihat Tuhan tersenyum, buatlah kedua orangtua kita tersenyum. Sebaliknya, jika ingin melihat Tuhan cemberut, buatlah kedua orangtua cemberut.

Durhaka terhadap kedua orangtua tidak akan mendapatkan keberuntungan dunia akhirat. Jika terhadap kedua orangtua yang secara visual telah berbuat baik secara langsung saja tidak sanggup berbuat baik, apalagi terhadap orang lain yang tidak pernah punya social saving terhadap kita.

Latihan mencintai Allah SWT ialah dengan mencintai kedua orangtua. Orang yang tidak bisa memberikan cinta dan rasa kasih sayang kepada kedua orangtua, maka sulit bagi yang bersangkutan mendapatkan cinta kepada Allah. Itulah sebabnya firman Allah mendempetkan dirinya dengan kedua orangtua dalam soal berbuat baik: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia,” (QS Al-Isra/17:23).

Perhatikan, dalam ayat tersebut di atas Allah menggunakan istilah ‘wa bil walidaini ihsana’, Allah menggunakan huruf ba (bi) yang menunjukkan kedekatan, bukan huruf lam (li) yang mengisyaratkan adanya jarak. Artinya, berbuat baik kepada fakir miskin, tetangga, dan orang lain dapat melalui perantaraan. Akan tetapi, berbuat baik kepada kedua orangtua, sebaiknya dan semestinya anak itu langsung melaksanakannya. Tidak cukup hanya mengirimkan uang ke kampung, atau mengirimkan obat, suster, atau bahkan dokter. Yang lebih tepat ialah anak langsung berbuat baik kepadanya secara langsung.

Fenomena terakhir di dalam masyarakat kita ada kecenderungan rasa respek anak terhadap kedua orangtua semakin krisis atau semakin bermasalah. Anak sudah mulai tidak mau mendengarkan nasihat orangtuanya. Bahkan sudah banyak yang berani menyiksa orangtua karena tidak diberi uang jajan atau tidak dibelikan motor. Bahkan ada yang memaksa orangtuanya untuk menjual rumah tinggal dengan alasan minta bagian warisannya sebelum orangtuanya meninggal. Naúdzu billah.

Jika kenyataan ini merajalela di dalam masyarakat, dikhawatirkan akan turun azab Tuhan secara masif. Rasulullah pernah bersabda, salah satu tanda-tanda hari kiamat kecil, sebelum nanti datangnya tanda-tanda besar, ialah para orangtua melahirkan raja atau ratunya. Artinya, orangtua akan melahirkan pemaksa dan teror yang akan menyiksa dirinya.

Sekarang sudah umum kita saksikan anak-anak durhaka kepada kedua orangtua. Ada yang secara langsung, ada dalam bentuk tidak langsung, dengan melakukan pembiaran orangtuanya telantar di tempat lain. Naúdzu billah.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |