
Laporan prospek cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan beberapa wilayah akan dilanda hujan lebat hingga ekstrem, disertai kilat/petir dan angin kencang pada Sabtu (24/5) dan Minggu (25/5).
Hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan terjadi di Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Papua Selatan. Sementara angin kencang akan melanda wilayah Aceh.
BMKG juga menginmau peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Kemudian di Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua.
“Berdasarkan analisis klimatologi terkini pada dasarian II Mei 2025, hanya sekitar 11 % Zona Musim di wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Sementara itu, sebanyak 73% Zona Musim masih berada pada musim hujan,” ungkap keterangan resmi BMKG yang dikutip, Sabtu (24/5).
Hal itu menunjukkan bahwa hampir sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam periode peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau.
Menurut laporan BMKG, dinamika cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih menunjukkan pola peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, yang dikenal dengan masa pancaroba. Pada periode ini, umumnya pola cuaca cenderung cerah pada pagi hingga menjelang siang hari, lalu berubah menjadi hujan disertai petir pada sore hingga malam hari.
Sementara dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat telah memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Indonesia.
“Kejadian tersebut tidak hanya diakibatkan oleh mekanisme konvektivitas lokal yang sering terjadi pada masa peralihan, melainkan juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas, diantaranya adalah aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin, serta adanya gangguan tropis di barat daya Bengkulu,” jelasnya. (H-1)