PM Inggris Sir Keir Starmer: Sanksi Barat terhadap Rusia Harus Ditingkatkan, Bukan Dikurangi

3 weeks ago 20
 Sanksi Barat terhadap Rusia Harus Ditingkatkan, Bukan Dikurangi Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, menyerukan peningkatan sanksi terhadap Rusia dalam pertemuan dengan para pemimpin Eropa di Paris.(Media Sosial X)

PERDANA Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, menegaskan sanksi Barat terhadap Rusia perlu diperketat guna memaksa Moskow bernegosiasi. Pernyataan ini disampaikannya dalam pertemuan dengan para pemimpin Eropa di Paris, di mana ia menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, sedang "bermain-main dan mengulur waktu" dengan menuntut pencabutan sanksi sebelum gencatan senjata maritim yang dimediasi oleh Amerika Serikat diberlakukan.

Dalam pertemuan tersebut, Starmer menegaskan saat ini bukan waktunya untuk menarik diri atau melemahkan sanksi terhadap Rusia. Sebaliknya, tekanan harus ditingkatkan agar Rusia mau duduk di meja perundingan. "Sekarang bukan waktunya untuk menarik diri atau melemahkan sanksi – sekarang adalah waktunya untuk meningkatkan sanksi agar mereka mau duduk di meja perundingan," ujarnya di Paris.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menjadi tuan rumah dalam pertemuan "koalisi yang bersedia" pada Kamis, juga menyampaikan pasukan pengamanan Eropa harus siap "merespons" jika mereka diserang Moskow.

Pada hari yang sama, Starmer menekankan diperlukan "kerangka kerja dan tenggat waktu" dalam pembicaraan damai Ukraina. Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan dari 30 negara serta Uni Eropa dan NATO tersebut, ia menegaskan semua pihak harus meningkatkan dukungan terhadap Ukraina dan memperkuat tekanan terhadap Rusia agar lebih serius dalam perundingan.

Langkah Konkret: Peningkatan Tekanan Ekonomi terhadap Rusia

Sebagai langkah konkret, Starmer menekankan perlunya memperketat sanksi ekonomi, menekan pendapatan energi Rusia, dan bekerja sama untuk memastikan tekanan ini memberikan dampak nyata. "Itu berarti meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia, mempercepat sanksi yang lebih ketat, menekan pendapatan energi Rusia, dan bekerja sama untuk memastikan tekanan ini berdampak nyata," tambahnya.

Ia juga menyampaikan keinginan politik untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Ukraina kini lebih kuat dari sebelumnya. "Eropa secara keseluruhan belum pernah sekuat dan sebersatu ini dalam waktu yang lama," katanya.

Dalam mendukung upaya ini, Inggris akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya dari Ukraine Defense Contact Group, yang terdiri dari puluhan negara, guna membahas bantuan militer lebih lanjut serta memastikan Ukraina tetap bertahan dalam pertempuran.

Ketegangan Diplomatik dan Posisi Rusia

Dalam percakapannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Starmer menuduh Rusia terus melakukan "serangan yang menghancurkan terhadap rakyat Ukraina" dan menyebut janji-janji Putin sebagai "kosong belaka". Zelensky menegaskan semua peserta dalam pertemuan tersebut memahami Rusia tidak menginginkan perdamaian dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu, jaminan keamanan bagi Ukraina akan dibahas lebih lanjut dalam beberapa hari dan pekan mendatang.

Rusia dan Ukraina saling menuduh melanggar ketentuan dari kesepakatan sementara untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi. Kesepakatan Laut Hitam, yang diumumkan Washington pada Selasa setelah perundingan di Arab Saudi dengan delegasi Ukraina dan Rusia, seharusnya menjadi langkah maju. Namun, beberapa jam kemudian, Kremlin menyatakan kesepakatan tersebut tidak akan berlaku hingga sanksi terhadap bank, produsen, dan eksportir Rusia dalam perdagangan pangan dan pupuk internasional dicabut.

Tuntutan Rusia mencakup penyambungan kembali bank-bank Rusia ke sistem pembayaran Swift, pencabutan pembatasan kapal berbendera Rusia dalam perdagangan pangan, serta penghapusan sanksi terhadap pasokan mesin pertanian dan barang lain yang terkait dengan produksi pangan.

Presiden AS, Donald Trump, mengatakan pemerintah AS sedang "mengkaji" permintaan Moskow. Namun, Uni Eropa dengan tegas menyatakan mereka tidak akan mempertimbangkan pencabutan sanksi sebelum Rusia menarik pasukannya secara tanpa syarat dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional.

Peringatan dari Rusia: Ancaman Konflik Langsung dengan NATO

Di sisi lain, Rusia mengeluarkan peringatan keras terhadap kemungkinan pengiriman pasukan Eropa ke Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa langkah tersebut dapat memicu "konflik langsung antara Rusia dan NATO". "London dan Paris terus mengembangkan gagasan intervensi militer di Ukraina. Semua itu diselimuti dengan dalih misi penjaga perdamaian," ujarnya.

Zakharova menegaskan Rusia "dengan tegas menentang skenario semacam itu" dan menganggapnya sebagai bentuk provokasi terhadap keamanan negaranya.

Dengan situasi yang semakin tegang, keputusan tentang peningkatan sanksi dan kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina akan menjadi faktor kunci dalam perkembangan konflik di kawasan tersebut. Sementara Eropa berusaha menjaga tekanan ekonomi dan militer terhadap Rusia, Moskow tampaknya tetap bersikeras pada tuntutannya, membuat prospek perdamaian masih jauh dari kepastian. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |