Vatikan Segel Apartemen Paus Fransiskus, Tandai Awal Masa Duka dan Transisi

4 hours ago 3
Vatikan Segel Apartemen Paus Fransiskus, Tandai Awal Masa Duka dan Transisi Penyegelan apartemen kepausan(Vatican news)

KADINAL Kevin Farrell, Kardinal Pietro Parolin, dan Uskup Agung Edgar Peña Parra menyegel pintu apartemen kepausan di Istana Apostolik serta pintu apartemen di Casa Santa Marta, tempat Paus Fransiskus tinggal semasa hidupnya. 

Kantor Pers Tahta Suci mengumumkan upacara penegasan wafatnya Paus Fransiskus serta penempatan jenazah beliau ke dalam peti mati akan dilaksanakan, Senin pukul 20.00 waktu Roma.

Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci, akan memimpin upacara tersebut di Kapel Casa Santa Marta di Vatikan.

Dalam pengumuman tersebut, para tamu yang akan hadir antara lain Dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re, serta anggota keluarga almarhum Paus Fransiskus, bersama dengan Dr. Andrea Arcangeli dan Dr. Luigi Carbone, yang masing-masing menjabat sebagai Direktur dan Wakil Direktur Direktorat Kesehatan dan Higiene Vatikan.

Direktur Kantor Pers Tahta Suci, Matteo Bruni, mengatakan kepada para jurnalis bahwa jenazah Paus kemungkinan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi, agar umat beriman dapat memberikan penghormatan terakhir.

“Pemindahan jenazah Bapa Suci ke Basilika Vatikan, untuk penghormatan dari seluruh umat beriman, dapat dilakukan pada pagi hari Rabu, 23 April 2025, sesuai pengaturan yang akan ditentukan dan diumumkan besok, setelah Kongregasi pertama para Kardinal,” ujar Bruni.
Masa Duka dan “Papal Interregnum”

Paus Pertama dari Amerika Latin dan Serikat Yesus

Terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, Fransiskus merupakan Paus pertama dari Amerika Latin, Argentina, dan dari Serikat Yesus (SJ). Ia juga dikenal sebagai Paus pertama yang memilih nama “Fransiskus” sebagai bentuk penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Asisi. Sepanjang masa kepemimpinannya, ia menetap di rumah tamu Vatikan, bukan di Istana Apostolik.

Pesan utama yang mewarnai seluruh masa kepausan Fransiskus adalah belas kasih. Baginya, belas kasih adalah “udara yang kita hirup”—unsur paling penting dalam hidup umat beriman. Dalam homili dan dokumennya, ia terus menyerukan kedekatan Tuhan kepada mereka yang paling menderita dan terpinggirkan.

Perjuangan Melawan Penyakit

Kesehatan Paus Fransiskus menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak 14 Februari 2025 karena pneumonia bilateral dan keluar setelah 38 hari perawatan. Sebelumnya, ia juga membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab pada November 2023 karena radang paru-paru. Sejak usia muda, ia telah kehilangan sebagian paru-parunya akibat infeksi berat.

Pada tahun 2024, Paus Fransiskus menyederhanakan tata cara pemakaman Paus, menghapus beberapa tradisi lama seperti penggunaan peti mati tiga lapis dan penyemayaman jenazah di atas usungan terbuka. Langkah ini diambil untuk menekankan peran Paus sebagai gembala umat, bukan sebagai pemimpin duniawi.

Warisan Global: Perdamaian dan Persaudaraan

Sepanjang masa jabatannya, Paus Fransiskus melakukan lebih dari 45 perjalanan luar negeri ke lebih dari 59 negara. Dalam kunjungan terakhirnya ke Asia Pasifik pada 2024, ia mengunjungi Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura. Ia juga menjadi Paus pertama yang mengunjungi Irak, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mongolia.

Paus Fransiskus dikenal sebagai tokoh yang gigih memperjuangkan perdamaian dan dialog antarumat beragama. Salah satu momen bersejarah terjadi saat ia menandatangani Deklarasi Istiqlal di Jakarta bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Sebelumnya, pada 2019, ia juga menandatangani Dokumen Abu Dhabi bersama Imam Besar Al-Azhar, Kairo.

Dalam pesan terakhirnya pada Minggu (20/4), sehari sebelum wafat, Paus Fransiskus kembali menyerukan perdamaian di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah, Ukraina, Sudan Selatan, hingga Myanmar. “Saya mengimbau semua pemimpin dunia untuk tidak tunduk pada logika ketakutan,” ujarnya dalam berkat Urbi et Orbi-nya.

Paus Belas Kasih dan Perdamaian

Dunia kehilangan seorang pemimpin spiritual yang penuh kelembutan, namun teguh dalam menyuarakan keadilan, belas kasih, dan harapan. Paus Fransiskus akan dikenang sebagai “Paus Belas Kasih” dan “Paus Perdamaian” yang telah menyentuh hati jutaan orang lintas agama dan bangsa. (Vatican News/X/KBRI Takhta Suci/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |