
PALESTINA mengungkapkan duka yang mendalam atas meninggalnya pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang disebut sebagai teman sejati yang setia mendukung mereka.
"Hari ini, Palestina kehilangan seorang teman setia bagi rakyat Palestina dan hak-hak mereka," ucap Presiden Palestina Mahmoud Abbas,
melalui pernyataan tertulis di laman X @Palestine_UN, Senin (21/4).
Palestina memandang Paus Fransiskus sebagai pembela teguh nilai-nilai perdamaian, cinta, dan keimanan di seluruh dunia.
"Paus Fransiskus juga merupakan seorang teman sejati bagi perdamaian dan keadilan", tambah pernyataan tersebut.
Pemimpin Gereja Katolik sedunia tersebut meninggal dunia di usia 88 tahun, Senin (21/4), setelah mengalami sakit berkepanjangan. Sri Paus wafat di kediamannya pada pukul 7:35 waktu Vatikan.
Pada awal Februari 2025, Sri Paus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari.
Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada 18 Februari, Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral. Paus Fransiskus akhirnya pulan kke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.
Pada April 2024, Paus Fransiskus dilaporkan menyetujui pembaruan pada buku liturgi untuk prosesi pemakaman kepausan yang akan memandu Misa pengebumian Paus. Ia juga disebut menginstruksikan supaya prosesi pemakaman bagi dirinya disederhanakan.
Semasa hidupnya, Paus Fransiskus merupakan salah satu tokoh yang sangat vokal menyuarakan dukungannya kepada Palestina. Ia dilaporkan terus mempertahankan komunikasi harian dengan Gereja Keluarga Kudus di Jalur Gaza yang menampung ratusan pengungsi Palestina di tengah rundungan agresi Israel.
Bahkan, dalam pernyataan berkat Urbi et Orbi terakhirnya di hadapan jemaat Katolik saat Minggu Paskah, Minggu (20/4), Paus terus teringat pada situasi genting di Jalur Gaza.
Kala itu, ia menyampaikan bahwa Tanah Suci masih 'dinodai oleh konflik' dan menjadi lokasi 'terjadinya kekerasan tak berujung'.
Sri Paus merasa amat prihatin terhadap nasib warga Palestina di Jalur Gaza dan masyarakat Kristen di wilayah tersebut yang menderita akibat agresi Israel.
Paus Fransiskus juga menyerukan supaya 'gencatan senjata segera terwujud di Jalur Gaza, semua sandera dibebaskan ... dan bantuan kemanusiaan bisa masuk.' (Ant/Z-1)