Perkuat Bisnis Perkebunan, Astra Agro Dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah

3 weeks ago 17
Perkuat Bisnis Perkebunan, Astra Agro Dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah Berdasarkan laporan keuangan 2024, Astra Agro Lestari mampu menorehkan pendapatan bersih sebesar Rp21,82 triliun, naik 5,2% dari Rp20,75 triliun pada tahun sebelumnya.(Dok. Astra Agro Lestari)

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menegaskan pihaknya fokus terhadap peningkatan performa bisnis dengan melakukan efisiensi dan peningkatan keunggulan operasional, serta mengintensifikasikan penggunaan lahan untuk mendukung program ketahanan pangan.

Berdasarkan laporan keuangan 2024, Astra Agro mampu menorehkan pendapatan bersih sebesar Rp21,82 triliun, naik 5,2% dari Rp20,75 triliun pada tahun sebelumnya.

Hasil penjualan crude palm oil (CPO) mendominasi total pendapatan bersih dengan kontribusi sebesar 61,26%, naik dari kontribusi tahun lalu sebesar 58%. Sementara untuk penjualan kernel dan turunannya juga ikut naik menjadi 7,49%, sedangkan produk refinery mencapai 31,25%.

Dalam laporan keuangan yang ditandatangani oleh Corporate Secretary Astra Agro Lestari, Tingning Sukowignjo, topline emiten berkode saham AALI itu juga berhasil mencatatkan kenaikan pada bottom line-nya sebesar 9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,19 triliun.

Sepanjang 2024, operational margin Astra Agro kerap mengalami peningkatan pada tiap kuartalnya, dari 12,1% pada kuartal I 2024 menjadi 24,1% pada kuartal IV 2024.

Begitu pun dengan net profit margin yang mengalami pertumbuhan setiap kuartalnya, dari 4,8% kuartal I 2024 menjadi 6,3% pada kuartal IV 2024. Adapun net profit margin perseroan mengalami perbaikan, dari 5,2% pada 2023 menjadi 5,4% pada 2024. Begitu pun margin gross profit yang mengalami pertumbuhan dari 13% menjadi 15% (yoy).

Direktur Keuangan sekaligus Corporate Secretary Astra Agro Lestari Tingning Sukowignjo mengatakan, Astra Agro berfokus untuk meningkatkan produktivitas kebun di tengah kondisi industri nasional yang sedang mengalami stagnansi. Adapun pos lain seperti non-perkebunan, pelabuhan dan pabrik pengolahan mengalami penurunan. Hal tersebut sejalan dengan upaya-upaya Astra Agro agar bisa tetap efisien dalam pengeluaran, unggul pada operasional, serta selalu mampu berinovasi.

"Perseroan senantiasa berupaya menjalankan praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik, selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Astra Agro memiliki moto prosper with the nation sehingga kami juga fokus untuk memberikan manfaat seluas-luasnya bagi bangsa, selain tetap berusaha meningkatkan kinerja untuk menambah value bagi para pemegang saham," ucap Tingning dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (27/3).

Adapun peremajaan kebun telah menggunakan bibit unggul dari pengembangan R&D milik perseroan. Tim R&D Astra Agro telah bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta universitas di dalam negeri dan luar negeri untuk mengembangkan bibit sawit unggul.

Menurut penelitian Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), produktivitas kelapa sawit dapat meningkat 20-25% dari tanaman konvensional jika dikembangkan melalui kultur jaringan. Adapun penanaman klon unggul hasil kultur jaringan telah mencapai lebih dari 10.000 tanaman yang berlokasi di salah satu perkebunan kelapa sawit Astra Agro di Kalteng.

"Kami akan berupaya memaksimalkan kinerja operasional dengan melakukan efisiensi sekaligus meningkatkan produktivitas kebun agar bisa memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas," jelasnya.

Selain itu, Tim R&D telah meluncurkan tiga varietas unggul tanaman yang akan memberikan produktivitas yang lebih baik dengan nama AAL Nirmala, AAL Sejahtera, dan AAL Lestari. Astra Agro bekerja sama dengan University of Potsdam Jerman, University of Newcastle Inggris, serta universitas-universitas ternama lainnya di Indonesia.

"Kami berharap kebun-kebun yang telah diremajakan menggunakan bibit-bibit unggul dapat menghasilkan tandan buah segar (TBS) dengan yield yang tinggi serta tahan terhadap cuaca dan serangan hama," terang dia.

Di samping itu, lanjut dia, Astra Agro melakukan upaya intensifikasi perkebunan untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Pasalnya, permintaan pasar global terhadap CPO mencapai 80,3 juta ton, sedangkan produksi minyak kelapa sawit secara global hanya mencapai 79,3 juta ton pada tahun lalu berdasarkan data Oil World.

Sementara itu, mengacu pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi CPO secara nasional mengalami koreksi 3,8% (yoy) menjadi 48,16 juta ton. Padahal minyak kelapa sawit salah satu bahan baku penting dalam rantai produksi karena dapat digunakan untuk berbagai produk seperti minyak goreng, margarin, dan lain-lain.

Berkaca dari hal itu, Vice President Investor Relation and Public Affairs Astra Agro Lestari Fenny Sofyan menyampaikan, permintaan yang menguat perlu diselaraskan dengan produktivitas tanaman dan intensifikasi lahan. Hal itu sejalan dengan Astra Agro Sustainability Aspiration 2030 yang menganut No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) sebagai salah satu kebijakan keberlanjutan yang dijalankan oleh perseroan sejak 2015.

"Kebijakan NDPE ini adalah komitmen Astra Agro untuk tidak mengembangkan area baru, melakukan konservasi lahan gambut, sera
menghormati hak asasi manusia," ungkap Fenny.

Di sisi lain, Astra Agro juga berupaya mendukung program Ketahanan Pangan Pemerintah dengan melakukan penanaman padi gogo seluas 100 hektare di Cianjur dan tanam jagung secara serentak di seluruh area operasional sejak awal tahun.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian Heru Tri Widarto mengungkapkan, budi daya padi gogo di lahan kering merupakan kolaborasi seluruh pihak dalam mewujudkan swasembada pangan secepatnya.

"Kami sangat mengapresiasi peran sektor swasta dalam mendukung petani melalui berbagai inisiatif seperti ini. Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di lahan kering yang membutuhkan inovasi dan pendampingan khusus," ujar Heru.

Budi daya padi gogo, lanjut Heru, telah dilakukan sejak zaman leluhur karena mampu memproduksi gabah kering sebesar 7 ton per hektare dengan masa panen relatif lebih cepat dibandingkan padi pada umumnya. Adapun budi daya padi gogo dapat dilakukan dengan sistem tumpang sari atau bersama tanaman lain.

Palam penanaman jagung serentak, Astra Agro melibatkan komunitas yang tinggal dan menetap di dalam perusahaan yakni karyawan beserta keluarganya atau disebut sebagai paguyuban.

Sebagai informasi, saat ini Astra Agro memiliki 499 Paguyuban yang tersebar di 8 Provinsi serta terdiri dari 30.000 lebih kepala keluarga. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |