
Mengurus jenazah adalah fardhu kifayah bagi umat Muslim, sebuah kewajiban kolektif yang jika sebagian telah menunaikannya, gugurlah kewajiban bagi yang lain. Salah satu tahapan penting dalam pengurusan jenazah adalah mengkafani, yaitu membungkus jenazah dengan kain kafan. Proses ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah penghormatan terakhir kepada saudara seiman yang telah berpulang, serta mengikuti tuntunan syariat Islam sesuai sunnah Rasulullah SAW. Mengkafani jenazah dengan benar adalah bagian dari menyempurnakan ibadah pengurusan jenazah, memastikan bahwa prosesi pemakaman berlangsung sesuai dengan ajaran agama.
Persiapan Sebelum Mengkafani Jenazah
Sebelum memulai proses mengkafani jenazah, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan. Persiapan ini mencakup pemilihan kain kafan, perlengkapan tambahan, serta tempat yang memadai untuk prosesi tersebut. Memastikan semua persiapan telah lengkap akan memperlancar proses mengkafani dan menjaga kesucian jenazah.
Pemilihan Kain Kafan: Kain kafan sebaiknya terbuat dari bahan yang sederhana, bersih, dan tidak berlebihan. Kain katun putih sering menjadi pilihan utama karena sifatnya yang menyerap keringat dan mudah didapatkan. Jumlah lapisan kain kafan untuk jenazah laki-laki adalah tiga lapis, sedangkan untuk jenazah perempuan adalah lima lapis. Pastikan ukuran kain kafan cukup panjang dan lebar untuk menutupi seluruh tubuh jenazah dengan sempurna. Hindari penggunaan kain sutra atau kain yang terlalu mahal, karena kesederhanaan adalah kunci dalam proses ini.
Perlengkapan Tambahan: Selain kain kafan, beberapa perlengkapan tambahan yang perlu disiapkan antara lain:
- Kapas: Digunakan untuk menutup lubang-lubang pada tubuh jenazah seperti hidung, telinga, dan mulut.
- Kapur barus atau wewangian: Digunakan untuk memberikan aroma yang harum pada kain kafan dan jenazah.
- Tali pengikat: Digunakan untuk mengikat kain kafan agar tidak terbuka. Biasanya dibutuhkan beberapa tali, tergantung pada ukuran jenazah.
- Air bersih: Digunakan untuk membersihkan jenazah sebelum dikafani.
- Sarung tangan: Digunakan untuk menjaga kebersihan dan kesucian selama proses mengkafani.
Tempat yang Memadai: Proses mengkafani sebaiknya dilakukan di tempat yang bersih, tenang, dan tertutup. Hindari tempat yang ramai atau terbuka untuk menjaga privasi dan kesucian jenazah. Siapkan meja atau alas yang cukup lebar untuk meletakkan jenazah selama proses mengkafani. Pastikan tempat tersebut memiliki ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup.
Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-Laki
Mengkafani jenazah laki-laki dilakukan dengan tiga lapis kain kafan. Setiap lapisan memiliki fungsi dan tata cara tersendiri yang perlu diperhatikan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Menyiapkan Kain Kafan: Bentangkan tiga lembar kain kafan secara bertumpuk di atas meja atau alas yang telah disiapkan. Setiap lembar kain harus cukup panjang dan lebar untuk menutupi seluruh tubuh jenazah. Taburkan sedikit kapur barus atau wewangian di atas kain kafan untuk memberikan aroma yang harum.
Meletakkan Jenazah: Setelah jenazah dimandikan dan dikeringkan, letakkan jenazah secara hati-hati di atas kain kafan yang telah dibentangkan. Pastikan posisi jenazah lurus dan menghadap kiblat. Tutup aurat jenazah dengan kain penutup selama proses mengkafani.
Melapisi dengan Kapas: Tutup lubang-lubang pada tubuh jenazah seperti hidung, telinga, dan mulut dengan kapas yang telah diberi wewangian. Hal ini bertujuan untuk mencegah keluarnya cairan dari tubuh jenazah dan menjaga kebersihan.
Membungkus dengan Kain Kafan: Bungkus jenazah dengan kain kafan lapis pertama. Mulailah dengan melipat sisi kanan kain ke arah tubuh jenazah, kemudian lipat sisi kiri kain ke arah yang sama. Pastikan seluruh tubuh jenazah tertutup rapat oleh kain kafan. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga.
Mengikat Kain Kafan: Ikat kain kafan dengan tali pengikat yang telah disiapkan. Jumlah tali pengikat biasanya antara tiga hingga lima buah, tergantung pada ukuran jenazah. Ikat tali pengikat di bagian kepala, dada, perut, lutut, dan kaki. Pastikan ikatan tidak terlalu kencang agar tidak merusak kain kafan atau melukai jenazah.
Tata Cara Mengkafani Jenazah Perempuan
Mengkafani jenazah perempuan sedikit berbeda dengan jenazah laki-laki. Jenazah perempuan dikafani dengan lima lapis kain kafan, yang terdiri dari kain basahan, baju kurung, kerudung, dan dua lapis kain kafan tambahan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Menyiapkan Kain Kafan: Siapkan lima lembar kain kafan yang terdiri dari kain basahan, baju kurung, kerudung, dan dua lapis kain kafan tambahan. Bentangkan kain kafan secara bertumpuk di atas meja atau alas yang telah disiapkan. Taburkan sedikit kapur barus atau wewangian di atas kain kafan untuk memberikan aroma yang harum.
Meletakkan Jenazah: Setelah jenazah dimandikan dan dikeringkan, letakkan jenazah secara hati-hati di atas kain kafan yang telah dibentangkan. Pastikan posisi jenazah lurus dan menghadap kiblat. Tutup aurat jenazah dengan kain penutup selama proses mengkafani.
Melapisi dengan Kapas: Tutup lubang-lubang pada tubuh jenazah seperti hidung, telinga, dan mulut dengan kapas yang telah diberi wewangian. Hal ini bertujuan untuk mencegah keluarnya cairan dari tubuh jenazah dan menjaga kebersihan.
Memakaikan Kain Basahan: Pakaikan kain basahan pada jenazah. Kain basahan berfungsi sebagai lapisan pertama yang menutupi aurat jenazah.
Memakaikan Baju Kurung dan Kerudung: Pakaikan baju kurung dan kerudung pada jenazah. Baju kurung berfungsi sebagai pakaian utama jenazah, sedangkan kerudung berfungsi untuk menutupi kepala dan rambut jenazah.
Membungkus dengan Kain Kafan: Bungkus jenazah dengan dua lapis kain kafan tambahan. Mulailah dengan melipat sisi kanan kain ke arah tubuh jenazah, kemudian lipat sisi kiri kain ke arah yang sama. Pastikan seluruh tubuh jenazah tertutup rapat oleh kain kafan.
Mengikat Kain Kafan: Ikat kain kafan dengan tali pengikat yang telah disiapkan. Jumlah tali pengikat biasanya antara tiga hingga lima buah, tergantung pada ukuran jenazah. Ikat tali pengikat di bagian kepala, dada, perut, lutut, dan kaki. Pastikan ikatan tidak terlalu kencang agar tidak merusak kain kafan atau melukai jenazah.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengkafani
Selain tata cara yang telah dijelaskan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan selama proses mengkafani jenazah. Hal-hal ini bertujuan untuk menjaga kesucian jenazah, menghormati keluarga yang berduka, dan memastikan prosesi pemakaman berjalan lancar.
Niat yang Ikhlas: Lakukan proses mengkafani dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Niatkan bahwa tindakan ini adalah bagian dari ibadah dan penghormatan terakhir kepada saudara seiman yang telah berpulang.
Menjaga Kebersihan dan Kesucian: Pastikan semua perlengkapan yang digunakan dalam keadaan bersih dan suci. Gunakan sarung tangan selama proses mengkafani untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit.
Menghormati Jenazah: Perlakukan jenazah dengan hormat dan lembut. Hindari melakukan tindakan yang dapat merusak atau mencemarkan jenazah. Tutup aurat jenazah dengan kain penutup selama proses mengkafani.
Menjaga Privasi: Lakukan proses mengkafani di tempat yang tertutup dan jauh dari keramaian. Hindari mengundang orang yang tidak berkepentingan untuk menyaksikan proses tersebut.
Berdoa untuk Jenazah: Selama proses mengkafani, bacalah doa-doa untuk jenazah. Mohonkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT untuk jenazah, serta berikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Hikmah Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mengandung hikmah yang mendalam bagi umat Muslim. Hikmah ini mencakup aspek spiritual, sosial, dan moral yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Mengingatkan akan Kematian: Proses mengkafani jenazah mengingatkan kita akan kematian, sebuah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia. Dengan menyaksikan proses ini, kita diharapkan dapat lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan meningkatkan ibadah dan amal saleh.
Menghilangkan Kesombongan: Kematian menghilangkan segala kesombongan dan kebanggaan duniawi. Jenazah yang telah dikafani tidak lagi memiliki harta, jabatan, atau kekuasaan. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada dunia dan lebih fokus pada kehidupan akhirat.
Menumbuhkan Rasa Empati: Proses mengkafani jenazah menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Kita diajak untuk merasakan kesedihan dan kehilangan yang dialami oleh keluarga yang berduka, serta memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan.
Menjaga Ukhuwah Islamiyah: Mengurus jenazah, termasuk mengkafani, adalah bagian dari menjaga ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama Muslim. Dengan berpartisipasi dalam proses ini, kita menunjukkan solidaritas dan kepedulian terhadap saudara seiman yang telah berpulang.
Meneladani Sunnah Rasulullah SAW: Mengkafani jenazah sesuai dengan tuntunan syariat Islam adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, kita berharap dapat meraih keberkahan dan ridha dari Allah SWT.
Dengan memahami tata cara dan hikmah mengkafani jenazah, diharapkan kita dapat melaksanakan kewajiban ini dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan ampunan serta rahmat kepada saudara-saudara kita yang telah berpulang.