MUI Jabar Serukan Perdamaian Ba’alawi dan PWI Laskar Sabilillah

5 hours ago 3
MUI Jabar Serukan Perdamaian Ba’alawi dan PWI Laskar Sabilillah Sekretaris MUI Jawa Barat, Rafani Akhyar.(MI/Naviandri)

MAJELIS Ulama Islam (MUI) Jawa Barat (Jabar) mengajak kelompok Habib Ba’alawi dan Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah, untuk berdamai dan menjunjung Ukhuwah Islamiyah.

Untuk diketahui perseteruan kedua pihak terjadi karena perbedaan pandangan tentang asal-usul nasab dan status keturunan Rasulullah SAW mencuat ke permukaan.

Sekretaris MUI Jabar, Rafani Akhyar Kamis (8/5) menyatakan, perseteruan antara Habaib Ba’alawi dan PWI Laskah Sabilillah sudah memprihatinkan bahkan sampai terjadi kontak fisik.

"Kalau hanya sebatas dialektika dalam wacana, adu pemikiran, mungkin malah bagus menurut saya. Tapi kalau sudah mengarah kepada konflik, apalagi fisik, kemudian wacananya sudah saling menegasikan dengan bahasa-bahasa yang tidak pantas, ini tentu sudah memperhatikan," tutur Rafani.

Menurut Rafani, sejak awal, MUI sudah melakukan berbagai pendekatan agar perseteruan ini tidak meluas. Banyak dari komunitas keturunan orang Arab dan dari komunitas pesantren yang sepakat agar konflik ini selesai.

"Walaupun berasal dari keturunan Arab, tapi tidak menghendaki perkembangan seperti ini, kemudian juga dari komunitas pesantren. Jadi ini bagaimanapun, tidak ada menang, tidak ada kalah. Ini yang rugi adalah umat Islam," jelas Rafani.

Dalam Islam, lanjut Rafani, di Alquran surat Alhujurat dijelaskan bahwa jika ada umat Islam yang bertengkar atau berselisih, wajib diislahkan atau didamaikan.

"Siapa yang mengislahkan, ya kita-kita, pemerintah, kemudian tokoh-tokoh, para ulama. Nah, jadi semangat yang dibawa MUI itu, semangat mengislahkan, mendamaikan," beber Rafani.

Itulah Islam sebetulnya, kata Rafani misi Islam yang utama itu adalah membawa perdamaian, mendamaikan umatnya, apabila mereka terpecah. Ia pun berharap ada ulama besar karismatik yang turun untuk mendamaikan dua kelompok ini, agar perselisihan segera berakhir. "Biasanya di kalangan umat itu, kalau sudah turun tokoh karismatik, itu ada kemauan untuk tunduk gitu," tandas Rafani.

Rafani menambahkan, MUI juga aktif memberikan imbauan kepada  masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, terutama terhadap konten di media sosial (medsos) yang bermuatan narasi-narasi negatif.

Literasi medsos ini penting, mutlak karena orang di medsos itu kan merasa bebas, tidak ada yang mengawasi, tidak ada yang mengedit. Itu salah satu kelemahan, karena itu literasi medsos penting dilakukan.

"Kami  juga meminta para elite agar menahan diri, tidak menyampaikan statement provokatif, baik yang pro kepada Ba'alawi maupun yang pro kepada PWI Laskar Fisabilillah. Sebab elit atau tokoh itu, akan dengan mudah nanti diikuti oleh masyarakat awam," pungkas Rafani.

MUI pun sambung Rafani berharap kepada aparat penegak hukum agar tegas dalam menegakkan aturan dalam rangka mencari keadilan dan kebenaran. Bagi mereka yang betul-betul melanggar harus dibuktikan pelanggarannya itu. Jadi,  jadikan hukum alat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |