Menteri Wihaji Ajak Duta GenRe Jadi Agen Perubahan

15 hours ago 5
Menteri Wihaji Ajak Duta GenRe Jadi Agen Perubahan (DOK KEMENDUKBANGGA/BKKBN)


GENERASI muda bukan hanya penonton masa depan.  Mereka adalah pelaku utama yang menentukan arah bangsa. 

Pesan itu mengalir hangat dan penuh semangat saat Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, berdialog langsung dengan 74 anggota Forum Generasi Berencana (GenRe) se-Jawa Timur di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (6/5/2025).

Dalam suasana akrab, Menteri Wihaji mengajak para anggota GenRe dari enam kabupaten/kota (Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Bangkalan, dan Mojokerto) untuk lebih aktif menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.

“Saya ingin setiap kunjungan bertemu dengan GenRe, karena mereka adalah generasi penerus masa depan Indonesia. Mereka harus menjadi contoh bagi teman-temannya untuk menjauhi pernikahan dini, seks bebas, dan narkoba,” tegas Wihaji.

Dialog ini tak hanya menjadi ajang silaturahmi, tapi juga ruang pertukaran ide. Menteri Wihaji mengajak remaja GenRe untuk terus mengembangkan potensi diri, menemukan minat dan bakat, serta memperkuat komunikasi dengan orangtua sebagai benteng pertama dalam kehidupan.

Ia secara khusus menyoroti fenomena fatherless atau hilangnya peran ayah dalam pengasuhan. Menurutnya, ketiadaan figur ayah dapat melemahkan kepemimpinan dan ketahanan anak dalam menghadapi tantangan.

“Anak-anak butuh kehadiran ayah, bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional. Karena itu, saya perkenalkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia atau GATI, sebagai upaya kita mendorong keterlibatan ayah dalam membesarkan anak,” jelasnya.

GATI dirancang sebagai gerakan edukatif yang melibatkan para ayah dalam keluarga melalui berbagai kegiatan sosialisasi, terutama di komunitas, sekolah, dan Kampung KB.

Dalam kesempatan ini, Forum GenRe Jawa Timur pun mengikrarkan dukungannya:
"Kami Generasi Berencana Jawa Timur siap mensukseskan GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) melalui edukasi dan sosialisasi pada remaja di sekolah, pada remaja di pondok pesantren, pada para ayah di Kampung KB, pada para ayah di komunitas masyarakat untuk generasi emas 2045."

Menteri Wihaji juga menekankan pentingnya persiapan sebelum menikah dan pemahaman akan tanggung jawab setelahnya. Menurutnya, GenRe harus mampu menjadi inspirasi dan memberikan solusi bagi teman sebaya.

“Saya berharap GenRe bisa menjadi generasi hebat yang memberikan dampak positif. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Forum GenRe Jawa Timur, M. Suma Firman, menyampaikan kontribusi konkret yang telah dilakukan GenRe di masyarakat. Salah satunya adalah aksi sosial bertajuk 'Remaja Berbagi', di mana mereka berhasil mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan senilai lebih dari Rp103 juta kepada keluarga berisiko stunting, ibu hamil, dan anak yatim piatu menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

“Itu semua adalah hasil kerja keras dan pengabdian teman-teman GenRe di 38 kabupaten/kota. Kami juga aktif berkolaborasi dengan santri melalui Ikatan Pelajar NU untuk menyebarkan edukasi ke pondok pesantren dan madrasah,” terang Suma.

Dialog ini menjadi bukti bahwa GenRe bukan sekadar program, tapi gerakan sosial yang digerakkan oleh anak-anak muda penuh semangat. Di tangan mereka visi menuju Generasi Emas 2045 dititipkan—dengan harapan, komitmen, dan aksi nyata. (H-1) 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |