Max Verstappen Kecewa, Red Bull Coret Liam Lawson dan Pilih Yuki Tsunoda

3 weeks ago 20
Max Verstappen Kecewa, Red Bull Coret Liam Lawson dan Pilih Yuki Tsunoda Max Verstappen mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan Red Bull menggantikan Liam Lawson dengan Yuki Tsunoda di tim Racing Bulls setelah hanya dua balapan.(Media Sosial X)

MAX Verstappen mengungkapkan ketidakpuasan dan kekecewaannya terhadap tim Red Bull. Kekecewaan itu menyusul keputusan tim Racing Bulls menggantikan Liam Lawson dengan Yuki Tsunoda.

Lawson dikeluarkan dari tim sebelum Grand Prix Jepang akhir pekan depan, setelah hanya menjalani dua balapan. Sementara itu, Verstappen tetap tidak puas dengan performa tim serta kegagalan mereka menghadirkan mobil yang kompetitif di musim baru ini.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, Verstappen tampak kurang senang dengan keputusan tim ketika ia menyukai unggahan di Instagram dari mantan pembalap Giedo van der Garde. Van der Garde menyebut perlakuan Red Bull terhadap Lawson sebagai "lebih mirip intimidasi atau keputusan panik" dan mereka "hanya memberi Liam dua balapan sebelum menghancurkan semangatnya."

Tahun lalu, Mercedes secara terbuka menunjukkan ketertarikannya untuk merekrut Verstappen. Ia juga dikaitkan dengan Aston Martin, tim yang memiliki ambisi besar dan sumber daya finansial yang kuat. Ketidakpuasannya terhadap jalannya musim ini serta persetujuannya terhadap istilah "kepanikan" dalam keputusan tim dapat membuka peluang bagi tim lain untuk mendekatinya.

Keputusan Red Bull untuk mencoret Lawson terasa sangat tajam, bahkan menurut standar mereka sendiri. Ini menunjukkan perebutan gelar juara dunia konstruktor menjadi prioritas utama. Lawson kini kembali membalap untuk Racing Bulls sepanjang sisa musim.

Lawson dipromosikan pada akhir 2024 untuk menggantikan Sergio Pérez, yang berkali-kali tampil mengecewakan di Red Bull. Musim lalu, tim ini finis di posisi ketiga di belakang McLaren dan Ferrari, meskipun Verstappen berhasil meraih gelar juara dunia pembalap.

Red Bull awalnya berharap Lawson bisa memberikan dukungan lebih besar kepada Verstappen. Namun, dalam dua balapan pertamanya musim ini, ia tampil buruk dengan gagal meraih poin di Australia dan Tiongkok.

Setelah balapan di Shanghai, masa depannya langsung menjadi bahan spekulasi. Pada Kamis pagi, Red Bull mengumumkan Tsunoda akan menggantikannya. Pembalap Jepang tersebut telah bergabung dengan tim junior Red Bull sejak 2021.

"Kami sulit melihat Liam kesulitan dengan RB21 di dua balapan pertama, dan akibatnya kami secara kolektif memutuskan untuk melakukan pergantian lebih awal," ujar bos tim Red Bull, Christian Horner. 

"Kami memasuki musim 2025 dengan dua ambisi: mempertahankan gelar juara dunia pembalap dan merebut kembali gelar juara dunia konstruktor. Ini adalah keputusan murni berdasarkan pertimbangan olahraga. Kami menyadari banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengan RB21, dan pengalaman Yuki akan sangat bermanfaat dalam membantu mengembangkan mobil saat ini."

Keputusan ini diyakini telah disepakati  seluruh jajaran Red Bull, mulai dari level korporat hingga tim, serta mendapat persetujuan dari Helmut Marko, penasihat motorsport Red Bull yang bertanggung jawab atas pengembangan pembalap muda.

Sejak Verstappen meraih empat gelar juara berturut-turut sejak 2021, Red Bull telah mencoba beberapa rekan setim untuknya. Namun, tidak ada yang mampu mendekati performanya. Tsunoda akan menjadi rekan setim keenam Verstappen dalam 10 musim di Red Bull, yang semakin menunjukkan mobil mereka lebih dioptimalkan untuk Verstappen dan sulit dikendarai oleh pembalap lain.

Lawson sempat mengatakan di Shanghai ia masih beradaptasi dengan mobil dan membutuhkan lebih banyak waktu, tetapi Red Bull memilih untuk memberikan kesempatan kepada Tsunoda yang lebih berpengalaman.

Pembalap Jepang berusia 24 tahun itu akan melakukan debutnya bersama Red Bull di Grand Prix kandangnya di Suzuka minggu depan. Ia sebelumnya merasa kecewa karena tidak dipromosikan ke tim utama musim lalu, meskipun memiliki pengalaman jauh lebih banyak dibandingkan Lawson, dengan 89 balapan di F1. 

Namun, Red Bull kini yakin kemampuannya dalam membantu pengembangan mobil musim ini dapat sangat berharga, terutama karena mereka harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan dari McLaren, yang saat ini memimpin kejuaraan. (The Guardian/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |