
PLT Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan cepat memberikan informasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lahan gambut. Terutama memasuki puncak musim kemarau.
Karhutla dan lahan gambut di Pulau Sumatra bisa diprediksi. BMKG secara rutin selalu memberikan informasi, seperti contoh daerah yang rawan atau memiliki potensi yang diprediksi untuk mudah terbakar. Informasi itu disebarkan ke daerah-daerah untuk diantisipasi sebelum terbakar.
"Jadi kadang-kadang kalau sudah diprediksi, itu bisa terbakar sendiri karena saking kering udaranya ditambah angin kencang, ranting-ranting bergesek, lalu jadi terbakar," kata Dwikorita saat ditemui di Jakarta, Senin (21/7).
Sehingga direkomendasikan hasil prediksi BMKG dijadikan pegangan untuk melakukan pencegahan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengungkapkan Pulau Sumatra khususnya BNPB menerima banyak sekali laporan kejadian kebakaran hutan yang cukup signifikan. Bahkan juga menerima informasi bahwa sempat ada asap lintas batas negara yang diharapkan bisa segera diatasi.
Hingga 18 Juli 2025 terjadi 42 kejadian bencana 33 diantaranya adalah kebakaran hutan dan lahan. Pada minggu kedua Juli hingga akhir September akan fokus pada penanganan kebakaran hutan dan lahan.
"Sumatra sangat banyak titik-titik kebakaran hutan dan lahan dan hampir seluruh Pulau kecuali Lampung. Bahkan titik terlihat mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat juga cukup dominan, Jambi, hingga Sumatra Selatan," ungkapnya.
Sementara itu di Pulau Kalimantan juga terlihat hotspot yakni di Kalimantan Tengah dan beberapa tempat lain di Sulawesi maupun NTT. Kejadian ini juga mengindikasikan bahwa Indonesia sudah mulai masuk periode puncak musim kemarau.
"Ada beberapa laporan juga dari beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur lahan-lahan terbuka dan beberapa titik tempat sampah itu juga mulai terbakar jadi ini harus kita tentunya waspadai," kata Abdul Muhari.
Ia mengingatkan bahwa masyarakat waspada agar tidak membuang puntung rokok sembarang atau yang menyebabkan mudah terbakarnya lahan karena lahan dan hutan yang cukup kering. (H-3)