
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur tengah menyelidiki penyebab kecelakaan bus rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember yang menewaskan delapan orang di Jalan Raya Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9).
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim AKBP Septa Firmansyah menjelaskan tim gabungan sudah diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA).
“Dengan TAA, kami bisa merekonstruksi kecepatan, posisi, hingga detik-detik terakhir sebelum bus berhenti. Ada 10 titik analisis yang sedang dipelajari, dan hasilnya diperkirakan keluar dalam tiga hari,” ujarnya di Probolinggo.
Polisi juga memanfaatkan teknologi 3D scanner untuk memetakan kronologi kecelakaan bus Hino bernomor polisi P-7221-UG yang membawa 52 penumpang, terdiri dari karyawan RSBS Jember dan keluarganya.
"Kecelakaan itu tidak banyak melibatkan kendaraan, maka hasil dari olah TKP akan keluar dalam waktu tiga hari ke depan. Selama proses olah TKP, arus lalu lintas di lokasi kejadian ditutup total," tuturnya.
Peristiwa nahas kecelakaan RS Bisa Sehat itu bermula ketika bus yang dikemudikan Al Bahri dengan kernet Mergi melaju dari arah barat menuju timur. Saat melewati jalur menurun dan menikung di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, rem kendaraan diduga gagal berfungsi sehingga bus hilang kendali, menabrak pembatas jalan, lalu menghantam sepeda motor dengan nomor polisi N-2856-OE.
Akibat kecelakaan bus Bromo tersebut, delapan orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Korban yang selamat sempat dievakuasi ke sejumlah fasilitas kesehatan, antara lain RSUD Dr. Saleh, RSU Ar-Rozy, RSUD Tongas, serta Puskesmas Sukapura, Lumbang, dan Wonomerto.
Sebanyak 23 ambulans dikerahkan untuk membawa jenazah dan korban luka ke Jember. Namun, dua korban luka berat masih dirawat intensif di RSUD dr Moh. Saleh dan RSUD Tongas karena kondisi belum stabil. Tragedi ini semakin memilukan karena tiga dari delapan korban meninggal merupakan satu keluarga, yakni Hendra Pratama, karyawan RSBS Jember, beserta istri dan anaknya.