Pemegang saham Tesla akan memutuskan nasib paket kompensasi senilai triliunan dolar untuk Elon Musk. Jika disetujui, Musk bisa menjadi triliuner pertama dunia.(AFP)
CEO Tesla Elon Musk berpeluang menjadi triliuner pertama di dunia jika pemegang saham menyetujui paket kompensasi baru dalam rapat tahunan Tesla yang digelar Kamis (6/11) waktu setempat. Jika rencana tersebut gagal disetujui, Musk dikabarkan dapat meninggalkan perusahaan yang ia pimpin sejak 2008.
Paket gaji yang diajukan berbentuk hibah saham yang berpotensi memberi Musk hingga 423,7 juta lembar saham tambahan dalam 10 tahun ke depan. Nilai itu bisa mencapai sekitar US$1 triliun jika Tesla mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$8,5 triliun, naik 466% dari harga saham saat ini.
Selain peningkatan nilai pasar, Tesla juga harus memenuhi serangkaian target operasional dan finansial untuk mewujudkan seluruh opsi saham tersebut.
Namun, tantangan besar menanti. Sepanjang tahun ini, penjualan dan laba Tesla anjlok, ditambah berkurangnya dukungan pemerintah AS terhadap penjualan kendaraan listrik. Meski begitu, Musk dan jajaran eksekutif tetap optimistis, menyebut Tesla kini fokus beralih dari sekadar penjualan mobil listrik menuju mobil otonom, robot humanoid, dan layanan robotaxi.
“Pemegang saham akan mendukung ini secara besar-besaran karena Musk adalah aset utama Tesla,” ujar analis Wedbush Securities Dan Ives. “Tesla membutuhkan Musk untuk membawa perusahaan ke masa depan otomasi dan robotika.”
Meski banyak pihak yakin paket ini akan lolos, dalam pemungutan suara terakhir, 84% saham menyetujui, sejumlah investor institusional besar menentang proposal tersebut. Di antaranya Norges Bank Investment Management (dana kekayaan negara Norwegia) serta beberapa dana pensiun publik di California dan New York.
Dua firma penasihat investasi terkemuka, Glass Lewis dan ISS, juga merekomendasikan penolakan, menilai target kinerja Musk “tidak menantang dan terlalu longgar,” serta bisa mengencerkan saham pemegang lama.
Beberapa pengkritik menyoroti besarnya potensi keuntungan Musk. “Jika nilainya US$1 triliun dalam 10 tahun, itu berarti sekitar US$275 juta per hari,” kata Ross Gerber, CEO Gerber Kawasaki Wealth & Investment Management. “Saya rasa tidak ada yang menganggap itu adil bagi pemegang saham.”
Musk membalas kritik tersebut dalam panggilan investor Tesla. Ia menyebut Glass Lewis dan ISS sebagai “teroris korporat” dan menegaskan bahwa kontrol yang lebih besar atas Tesla diperlukan agar ia tetap bisa menjalankan visinya.
“Saya tidak akan menghabiskan uang itu,” kata Musk. “Tapi saya perlu pengaruh yang cukup besar untuk memimpin arah Tesla, tanpa harus takut dipecat kalau saya tiba-tiba gila.” (CNN/Z-2)


















































