Kualitas Tidur Pengaruhi Pertumbuhan Anak

4 hours ago 2
Kualitas Tidur Pengaruhi Pertumbuhan Anak Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis anak Yuni Astria menyampaikan bahwa kualitas tidur berpengaruh pada produksi hormon pertumbuhan, yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

"Jadi growth hormone ini dihasilkan saat tidur. Itu puncak-puncaknya ketika jam 11 sampai jam satu, kurang lebih antara range segitu," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu, Kamis (15/5).

Dia menyampaikan bahwa hormon pertumbuhan mulai keluar pada awal fase tidur non-Rapid Eye Movement atau non-REM ketika fase tidur dalam, kurang lebih 1,5 sampai 3,5 jam setelah mulai tidur dalam pada malam hari.

Hormon pertumbuhan adalah hormon yang merangsang pertumbuhan, perkembangan, dan regenerasi. Hormon ini juga berperan dalam mengatur cairan tubuh serta metabolisme gula dan lemak.

Yuni menyampaikan bahwa hormon pertumbuhan berperan penting dalam metabolisme tubuh serta penguatan tulang dan otot.

Hormon pertumbuhan, menurut dia, juga mempengaruhi kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH).

Kalau produksi hormon pertumbuhan terganggu, ia melanjutkan, maka kadar TSH akan naik.

"TSH ini dia dihasilkan juga untuk nanti menghasilkan hormon thyroid sebetulnya, tapi ternyata berkaitan. Kalau dia naik, jadinya pertumbuhan bisa terganggu, akibatnya anak lebih pendek, bisa berpotensi lebih pendek dari teman sebaya mereka," katanya.

"Tapi, tentu ada beberapa faktor lain, cuma ini salah satu faktor yang bisa berkontribusi," tambah dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Karya Medika itu.

Ia mengatakan kecukupan dan kualitas tidur berkaitan dengan kadar hormon melatonin, yang secara umum bekerja dengan cara memberikan sinyal ke otak berkaitan dengan kapan waktu untuk tidur dan terjaga.

Hormon yang lebih banyak diproduksi pada malam hari ini fungsi utamanya membantu tubuh tidur lelap.

Yuni menyampaikan bahwa tidur yang kurang berkualitas bisa menyebabkan kadar hormon melatonin turun, yang diikuti dengan penurunan insulin dan leptin yang berperan dalam pengaturan metabolisme tubuh.

"Jadi, dengan tidur yang cukup, kualitasnya terjaga, ya itu metabolismenya lebih baik, maka risiko obesitas, risiko dia untuk kena
diabetes di kemudian hari saat dewasa bisa lebih rendah," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa ketika kadar hormon melatonin turun, kadar hormon kortisol atau hormon stres akan naik. Kondisi ini bisa membuat anak menjadi rewel.

"Hormon kortisol kan mempengaruhi stres, juga emosi, mood. Ketika kurang tidur makanya nyambungnya ke sana deh," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |