Daikin Targetkan Produksi 1,5 Juta Unit AC per Tahun

6 hours ago 1
Daikin Targetkan Produksi 1,5 Juta Unit AC per Tahun Ilustrasi pendingin udara(Freepik)

CIKARANG kini menjadi saksi lahirnya babak baru industri pendingin udara nasional. Daikin resmi memulai operasi pabrik AC hunian skala penuh pertama di Indonesia, yang diperkirakan akan memproduksi unit pertamanya pada Juli 2025. Pabrik ini dibangun dengan nilai investasi Rp3,3 triliun dan kapasitas produksi mencapai 1,5 juta unit per tahun.

Pabrik ini menjadi simbol ekspansi serius Daikin di Asia, terutama di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap menggeliat.

"Indonesia merupakan bagian penting dari strategi ekspansi kami di Asia. Dengan fasilitas produksi baru ini, kami dapat menghadirkan produk ke pasar Indonesia dengan lebih cepat dan andal," ujar CEO Daikin Industries, Ltd. Masanori Togawa dikutip dari siaran pers, Jumat (16/5). 

Langkah ini juga menjadi bentuk komitmen perusahaan untuk memperkuat keterlibatan lokal dan menjawab kebutuhan pasar secara spesifik. "Dengan demikian, saya yakin fasilitas produksi ini akan sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat Indonesia," tambah Togawa.

Sejalan dengan hal itu, Presiden dan COO Daikin Industries Ltd., Naofumi Takenaka, menekankan pentingnya menghadirkan produk Made in Indonesia yang berkualitas tinggi dan relevan bagi kebutuhan domestik. Tak hanya soal bisnis, Takenaka menyebut pabrik ini sebagai bagian dari visi berkelanjutan perusahaan.

"Kami memadukan teknologi otomasi dan upaya penghematan energi melalui berbagai inovasi di dalamnya, termasuk pemantauan konsumsi energi. Ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk mengurangi dampak lingkungan," jelasnya.

Lebih dari 2.500 lapangan kerja lokal disiapkan dalam operasional pabrik ini. Di saat yang sama, transfer teknologi dan pelatihan tenaga kerja lokal juga menjadi fokus. Takenaka berharap pabrik ini dapat tumbuh bersama masyarakat Indonesia.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menilai langkah Daikin selaras dengan agenda pemerintah dalam memperkuat industri dalam negeri. "

Kami menilai investasi Daikin melalui pembangunan pabrik di Indonesia adalah keputusan yang tepat, sebab punya potensi besar untuk memunculkan multiplier effect," ujarnya. 

Hal senada disampaikan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza. Ia menyebut kehadiran pabrik ini berpotensi menurunkan angka impor AC yang pada 2024 mencapai USD 420 juta. "Kami berharap DAIKIN turut serta berkontribusi untuk mendorong peningkatan kandungan lokal, termasuk mulai memproduksi komponen utama seperti kompresor AC," kata dia. 

Faisol juga menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia bisa berkembang menjadi basis produksi AC untuk kawasan ASEAN berkat transfer teknologi dan jaringan global yang dimiliki DAIKIN.

Presiden Direktur PT Daikin Industries Indonesia, Khamhaeng Boonthavee, menegaskan, seluruh operasional pabrik mengacu pada standar Jepang dan didukung oleh kolaborasi antara Daikin Jepang, Thailand, dan Malaysia.

"Pabrik AC hunian skala penuh pertama di Indonesia ini dibangun dengan visi menghadirkan produk-produk Daikin yang terstandarisasi secara global," ujarnya.

Direktur DIID dan PT Daikin Airconditioning Indonesia, Budi Mulia, menyebut tiga model utama akan diproduksi, dengan fokus pada teknologi inverter yang hemat energi. Ia menegaskan bahwa investasi ini membuka peluang kemitraan lebih luas, termasuk dengan pelaku UMKM lokal.

"Komitmen kami terhadap kualitas dan kontribusi sosial-lingkungan mencerminkan upaya kami untuk menjadikan Daikin keputusan yang tepat bagi masyarakat Indonesia," pungkas Budi. (Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |