
WARGA di Kampung Wanam, Papua Selatan, panen padi untuk pertama kalinya di lahan cetak sawah pada Jumat (16/5). Padi yang dihasilkan mencapai 2,5 hingga 2,8 ton per hektare.
Kegiatan panen ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai unsur masyarakat, TNI, hingga perwakilan swasta yang menunjukkan semangat tinggi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Kepala Kampung Wanam Petrus Kahol mengatakan panen ini sekaligus menepis anggapan bahwa lahan Wanam tidak cocok untuk pertanian. Justru sebaliknya, hasil mencapai 2,5 ton hingga 2,8 ton per hektare, meskipun baru menggunakan metode tanam sederhana (hambur) tanpa teknologi modern.
"Panen perdana lumbung pangan Wanam seperti pribahasa habis gelap terbitlah terang. Kita buktikan bahwa Wanam sangat cocok untuk pertanian, terutama padi," kata Petrus dalam keterangan yang diterima, Jumat (16/5).
Kepala Satgas Ketahanan Pangan Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menuturkan berdasarkan hasil survei, tanah dan air di wilayah Wanam sangat cocok untuk pertanian.
Padi yang ditanam sebulan lalu menggunakan varietas Inpara (varietas khusus padi rawa) telah menunjukkan pertumbuhan optimal, meski dirawat tanpa pupuk, pestisida, atau teknologi berat.
“Masyarakat Wanam dahulunya berburu, sekarang kita edukasi pelan-pelan agar beralih ke bertani. Kita mulai dari yang paling sederhana agar mereka tidak kesulitan menerima ilmu baru,” jelasnya.
Keberhasilan panen ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Wanam mendukung Program Strategis Nasional (PSN) di bidang ketahanan pangan.
"Hal, ini menegaskan potensi besar lahan Wanam sebagai lumbung padi baru di tanah Papua," tegas dia.
Peserta pada panen perdana ini 30 orang dan masyarakat Kampung Wogike. 25 orang. Turut hadir Jajaran PT Jhonlin 25 orang dan TNI dan Brigade Pangan Wanam yang berjumlah 70 orang.