
KORBAN tragedi hajatan pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar Mulyadi Putra, anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, pada Jumat (18/7) di Pendopo Kabupaten Garut sudah pulang ke rumah masing-masing setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Slamet.
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakan, seluruh korban pesta rakyat yang sebelumnya mendapat perawatan di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut kembali ke rumah masing-masing. Tidak ada pasien menjalani perawatan intensif dalam kericuhan tersebut. Seluruh biaya perawatan korban ditanggung Pemerintah Kabupaten Garut.
"Kericuhan di depan pintu masuk Pendopo merenggut tiga orang, salah satunya anggota Polres Garut dan dua warga sipil. Keluarga korban meninggal menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Akan tetapi, perkembangan kasus hukum terkait kejadian sepenuhnya diserahkan kepada kepolisian yang berwenang," katanya, Selasa (22/7).
Ia mengatakan, pemerintah menunjukkan komitmen dalam menangani para korban dan memastikan tidak ada lagi korban yang harus menjalani perawatan di rumah sakit. Seluruh pasien yang sebelumnya telah dirawat di RSUD dr Slamet sudah pulang ke rumah mereka. Penanganan medis terhadap korban sudah selesai dilakukan, termasuk menanggung seluruh biaya perawatan.
"Keluarga korban yang meninggal semua menyatakan menerima kejadian tersebut sebagai musibah tidak terduga. Pemerintah Kabupaten Garut terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Pemkab Garut akan menunggu informasi dan perkembangan selanjutnya dari pihak berwajib, termasuk akan fokus memastikan pemulihan dan dukungan bagi korban serta keluarganya," ujarnya.
Sebelumnya, pesta rakyat makan gratis syukuran pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina-Maula Akbar Mulyadi Putra, anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, menyebabkan kericuhan. Kejadian itu terjadi Jumat (18/7) sekitar pukul 13.00 WIB di Pendopo Kabupaten Garut. Sebanyak 30 orang menjadi korban luka serta pingsan dan 3 orang meninggal.
Puluhan korban dibawa ke RSUD dr Slamet menggunakan mobil ambulans karena dari mereka mengalami berbagai kondisi mulai terinjak-injak, sesak napas, terjatuh.
Tiga orang meninggal bernama Vania Aprilia, 8, Dewi Jubaedah, 61, dan anggota Polres Garut Bripka Cecep Saeful Bahri, 39. Mereka sebelumnya dilarikan ke RSU Guntur, namun dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Satreskrim Polres Garut AK Joko Prihatin mengatakan, pascakejadian timnya langsung melakukan penyelidikan dan membantu pemeriksaan terhadap 10 orang saksi yang dilakukan sejak Minggu (20/7). Selain itu, proses pendalaman dan penyelidikan telah diambil alih Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar.
"Kami melakukan serangkaian penyelidikan kejadian yang terjadi di kawasan Pendopo dan pemeriksaan dilakukannya kepada 10 orang saksi mulai panitia Event Organizer, Satpol PP selaku pengamanan dalam, Polisi, Dinas Kesehatan, sopir ambulans, petugas medis. Namun, perkara tersebut telah dilimpahkan ke Ditreskrimum Polda Jabar karena Polres Garut sendiri hanya membantu pemeriksaan," katanya. (AD/E-4)