
KARDINAL Pablo Virgilio David, Uskup Kalookan dan Presiden Konferensi Waligereja Filipina (CBCP), merupakan sosok penting dari Asia yang diperkirakan akan memiliki pengaruh besar dalam Konklaf 2025. Dikenal sebagai pemimpin Gereja yang vokal dalam membela hak asasi manusia dan mendorong inklusivitas, Kardinal David menghadirkan suara progresif dari sebuah negara yang mayoritas non-Katolik.
Lahir di Betis, Guagua, Pampanga, pada 2 Maret 1959, David adalah anak ke-10 dari 13 bersaudara. Ia ditahbiskan sebagai imam tahun 1983 setelah menyelesaikan pendidikannya di Seminari Tinggi San Carlos dan Universitas Ateneo de Manila. Selanjutnya, ia melanjutkan studi biblika di Universitas Katolik Leuven, Belgia, dan École Biblique et Archéologique Française di Yerusalem, meningkatkan keahliannya dalam bidang Kitab Suci.
Pada 2015, Paus Benediktus XVI mengangkatnya menjadi Uskup Kalookan, sebuah wilayah yang menghadapi berbagai tantangan sosial, termasuk dampak dari kebijakan antinarkotika yang keras. Dalam jabatan ini, Kardinal David menunjukkan kepemimpinan yang tegas namun penuh empati, secara terbuka mengkritik pendekatan kekerasan dalam kebijakan pemerintah dan menekankan perlunya perlindungan terhadap martabat manusia. Seperti yang dilaporkan oleh BBC, ia menjadi suara moral yang signifikan di Filipina di tengah masa-masa sulit.
Pada 30 September 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai kardinal. Dalam wawancara dengan Catholic News Agency, Kardinal David menyatakan pemilihan paus baru harus memperhatikan pemimpin yang mampu mendengarkan Roh Kudus, menumbuhkan spiritualitas sinodal, serta memberikan lebih banyak ruang bagi partisipasi umat awam. Ia juga menekankan pentingnya keberanian moral dalam memperjuangkan keadilan sosial dan perdamaian.
Sebagai anggota Dewan Biasa Sekretariat Umum Sinode dan bagian dari Dikasteri untuk Ajaran Iman sejak Januari 2025, David berperan penting dalam membentuk arah masa depan Gereja Katolik. Dengan gaya komunikasi yang lugas, penguasaan teologis yang mendalam, dan komitmennya terhadap pelayanan pastoral, ia menjadi figur berpengaruh dalam Konklaf yang akan memilih penerus Paus Fransiskus.
Kehadiran Kardinal David menandai peningkatan peran Asia dalam Gereja Katolik global. Ia dipandang sebagai sosok yang mampu menjembatani ajaran tradisional dengan tantangan kontemporer, serta membangun Gereja yang lebih terbuka, inklusif, dan berpihak kepada mereka yang terpinggirkan. (Wikipedia/Catholic news agency/BBC/Z-2)