
KRISIS kemanusiaan di Palestina telah mencapai titik nadir. Jumlah korban jiwa terus bertambah dan Israel semakin meningkatkan serangannya. Dalam situasi ini, advokasi, suara keberpihakan, dan pembelaan terhadap Palestina menjadi semakin penting.
Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Bandung Muhammad Fuady, aksi simpatik “Selamatkan Kemanusiaan di Gaza” yang digagas PKS, Sabtu (24/5), bukan sekadar mobilisasi massa, melainkan ruang konsolidasi moral yang menyatukan suara umat bahwa diam bukanlah pilihan bermoral.
"Salah satu hal yang tidak pernah berubah dari PKS sejak awal berdiri hingga saat ini adalah konsistensi mereka dalam membela Palestina. PKS bukan ikut arus, tapi sejak awal mengambil sikap tegas berdiri bersama rakyat Palestina. Jadi aksi PKS ini tidak datang tiba-tiba, demi popularitas sesaat, apalagi mendulang suara. Aksi itu lahir dari kesadaran ideologis, nilai-nilai perjuangan, dan komitmen terhadap prinsip kemanusiaan dan keadilan sejak awal partai itu berdiri. Bisa di telusuri dari rekam jejak mereka di media massa dan media online," tuturnya.
Ketika agresi dan genosida dibiarkan, tambah Fuady, ia akan dinilai sebagai sesuatu yang lumrah.
"Ketika dunia menutup mata, aksi kemanusiaan bisa menjadi kompas moral publik."
Selain aksi massa, ungkapnya, selama ini, PKS terlibat dalam penggalangan bantuan kemanusiaan, menjalin kerja sama dengan lembaga internasional, serta memproduksi narasi yang membongkar praktik ketidakadilan pemilik media sosial terhadap Palestina, seperti platform Meta yang sering take down isu Gaza adalah salah satunya.
"Kita dapat melihat PKS mengambil peran sebagai aktor nonnegara yang aktif membantu pemerintah Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Kita bisa cek, organisasi atau partai mana yang mengambil peran strategis dengan mengangkat isu Palestina dalam berbagai narasi publik, mendesak pemerintah untuk bersikap lebih tegas. Dapat dimaknai langkah PKS itu sebagai upaya menggugah kesadaran umat Islam Indonesia akan pentingnya solidaritas global."
Fuady mengatakan bahwa mayoritas partai masih terjebak dalam pragmatisme politik. Isu-isu internasional jarang dijadikan alat edukasi publik atau agenda perjuangan partai. Kalaupun muncul, sering kali hanya sebagai respons sesaat.
"Kita harus akui, PKS menjadi satu-satunya partai yang konsisten mengambil peran itu."
Solidaritas terhadap Palestina seharusnya menjadi isu bersama. Ini bukan soal umat Islam, melainkan soal prinsip universal. bahwa penjajahan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Mendukung Palestina bukanlah pilihan ideologis sempit, tetapi ekspresi dan pengejawantahan dari amanat konstitusi," tutupnya.
Dalam pernyataan resminya, PKS bersama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen memenuhi amanat konstitusi dalam mendukung kemerdekaan Palestina, melalui penguatan solidaritas global untuk menegakkan hukum internasional tanpa pandang bulu, tidak melakukan kerja sama atau hubungan dalam bentuk apa pun dengan negara penjajah Israel, dan turut menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. (Z-1)