Fraksi Gerindra Usul Pramono Bangun Dapur MBG Berkualitas Bintang 5 di Sekolah

2 days ago 4

FRAKSI Partai Gerindra DPRD Provinsi DKI Jakarta mengusulkan pada Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung fokus agar membangun dapur makan bergizi gratis (MBG), dibanding merenovasi kantin sekolah. Keberadaan dapur MBG bisa menghasilkan makanan berkualitas karena fokus pada pemenuhan gizi anak-anak.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Yudha Permana untuk menyikapi rencana Pramono yang mengalihkan program sarapan bergizi gratis untuk merenovasi kantin sekolah. Kebijakan ini keluar setelah Pramono berkoordinasi dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, bahwa program MBG menjadi kewenangan pemerintah pusat.

“Kami Fraksi Gerindra mengusulkan untuk  membangun dapur MBG berkualitas standar katering atau hotel bintang lima di kantin sekolah, daripada revitalisasi kantin sekolah yang belum bisa mengontrol kualitas makanan dan minuman yang dijual,” kata Yudha pada Senin (10/3) dalam keterangan tertulisnya.

Yudha mengatakan, nantinya para dagang dan atau yang selama ini bekerja di kantin sekolah, bisa diberdayakan di dapur MBG. Konsep dapur ini, kata di, juga telah diadopsi lebih dulu di negara maju seperti Jepang.

Menurut dia, langkah ini bisa sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah soal pemenuhan gizi anak-anak sekolah. Pemerintah daerah mempersiapkan fasilitas infrastruktur berupa dapur, sedangkan pemerintah pusat melalui BGN menyiapkan koki, dan kebutuhan pokok untuk MBG.

“Jadi ada kolaborasi, dari APBD mempersiapkan infrastruktur dapurnya sedangkan dari pemerintah pusat menyiapkan SDM, alat makan hingga bahan makanannya,” ucap Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta ini.

Kata Yudha, pembangunan dapur MBG bisa jauh lebih efisien jika dibangun di dekat sekolah. Dia meyakini, di setiap sekolah ada kantin yang bisa dimanfaatkan untuk dapur MBG.

“Nanti kami akan suarakan dalam pembahasan APBD-P tahun 2025, bahwa anggaran yang disiapkan oleh Pemprov DKI untuk MBG kalau tidak salah Rp2,5-3 triliun, yang ditaruh di BTT (Belanja Tidak Terduga), kami mau coba usulkan pada rapat Komisi E nanti, supaya dana tersebut dipakai untuk membangun infrastruktur berupa dapur MBG, dan lokasinya di sekolah,” ungkapnya.

Yudha meyakini, membangun dapur MBG tidak akan menyalahi aturan karena kantin masih menjadi bagian dari lingkungan sekolah. Apalagi pembangunan dapur bisa menjadi ekosistem yang baik dalam menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak.

“Hematnya adalah kalau dibangun di sekolah, pertama tidak ada biaya sewa dan kedua investasi untuk membangun dapur di sekolah ini bisa sustainable (berkelanjutan) sehingga ekosistemnya jadi,” ucapnya.

“Kalau sekarang kan makanan dibuat di luar sekolah, setelah dimasak lalu dipaketkan terus dikirim dan sampai di sekolah lalu menunggu dimakan. Di situ ada risiko makanan basi, tapi kalau dapur di sekolah sangat minim risiko makanan basi,” lanjut Yudha. (Put)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |