
BANJIR melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Demak, Grobogan, Pati dan Blora kian meluas Rabu (21/5), warga korban banjir mulai terserang penyakit seperti demam, diare, gatal-gatal, batuk, pilek dan flu akibat terlalu lama berkubang dengan air.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (21/5) masih tingginya intensitas hujan dan belum dilakukannya penanganan sejumlah titik tanggul sungai yang jebol mengakibatkan banjir melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah Kuan meluas, karena air sungai masih terus mengalir ke desa-desa sepanjang DAS tersebut dan merendam pemukiman penduduk serta areal lahan pertanian.
Banjir melanda Kabupaten Demak akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang hingga beberapa titik yang sebelumnya merendam 11 desa di lima kecamatan, kini meningkat menjadi 15 desa di lima kecamatan telah terendam banjir dengan ketinggian air 30-100 centimeter, bahkan dikhawatirkan akan semakin meluas karena air sungai masih menggelontorkan air dari sejumlah titik tanggul yang jebol tersebut.
Belasan desa di lima kecamatan di Demak yang terendam banjir yakni Karangrejo, Kembangan, Gerbanganom, Sukodono, Tridonorejo dan Tlogoboyo (Bonang), Kalisari dan Sayung (Sayung), Trimulyo dan Sidoharjo (Guntur), Ploso (Karangtengah) serta Mintreng (Kebonagung), sehingga jumlah rumah terendam juga meningkat demikian juga warga terdampak yang mencapai belasan ribu jiwa.
Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Pati, jika pada sebelumnya baru enam desa terendam banjir kini meningkat menjadi tujuh desa di empat kecamatan terendam banjir yakni Desa Gunungpanti, (Kecamatan Winong) Sinomwidodo dan Angkatan kidul (Tambakromo), Tanjunganom dan Gabus (Gabus), Ketitangwetan dan Ngening (Batangan).
"Banjir terjadi di daerah ini akibat intensitas hujan yang tinggi dan ada sejumlah tanggul sungai jebol serta meluap," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetya Rabu (21/5).
Demikian juga di Kabupaten Blora, meskipun sejumlah desa diiabda banjir sudah mulai mengering, namun banjir melanda di 10 kecanatan yakni Blora Kota, Banjarejo, Jepon, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Kradenan, Randublatung, Ngawen, dan Kunduran, banjir akibat meluapnya Sungai Wulung dan Lusi membuat sebagian besar juga masih mencapai ketinggian air 30-100 sentimeter.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora AgungTriyono mengatakan banjir tidak hanya mendakibatkan ribuan rubah terendam dan puluhan diantaranya rusak, tetapi yang menyulitkan terhadap mobilisasi warga maupun petugas tim gabungan untuk mendata dan mengevakuasi karena jalan tertutup air dan jembatan putus.
Warga Terserang Penyakit
Banjir di sejumlah daerah di Jawa Tengah itu, tidak hanya menimbulkan ribuan rumah terendam banjir dan belasan ribu jiwa warga terdampak hingga terpaksa mengungsi, juga warga korban banjir mulai terserang sejumlah penyakit seperti demam, diare, gatal-gatal, batuk, pilek dan flu akibat terlalu lama berkubang dengan air.
"Sejumlah warga di sini mulai terserang penyakit, saya sudah beberapa hari ini sakit perut dan anak-anak juga gatal-gatal kakinya," ujar Aminah,45, warga Desa Kembangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Warfa lain Aliyah,56, warga Kalisari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang mengaku terpaksa berobat ke puskesmas terdekat karena merasakan demam, batuk, pilek karena sudah beberapa hari kaki terpaksa berendam banjir saat keluar masuk rumah. "Suami saya juga merasakan pusing dan kini hanya bisa tiduran," tambahnya.
Hal itu juga dibenarkan Petugas Kesehatan Klinik Polres Demak dr Silva Fatihatunnajah bahwa berdasarkan kegiatan bakti kesehatan di sejumlah desa terlanda banjir ada puluhan warga korban banjir yang mengeluh sakit dari mulai gatal-gatal, pusing, sakit kepala, demam, batuk dan pilek akibat terlalu kaba terendam banjir tersebut.
"Bakti Kesehatan di Balai Desa Kembangan saja sudah puluhan mengeluh sakit, sehingga panggah diambil adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan obat, seperti gatal-gatal kita beri sakep dan obat untuk meredakan sakit," ujar Silva Fatihatun.
Wakil Kepala Polres Demak Komisaris Satya Adi Nugraha mengatakan menghadapi bencana banjir ini, tidak hanya menurunkan petugas untuk melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan kepada korban banjir, tetapi juga menurunkan tim medis untuk melaksanakan bakti kesehatan. "Tim kesehatan kami berkolaborasi dengan puskesmas untuk menolong warga yang sakit," Imbuhnya.
Serangan penyakit juga dirasakan sejumlah pengungsi banjir di Grobogan, mereka mengaku merasakan sejumlah penyakit hingga terpaksa berangkat ke puskesmas atau klinik kesehatan, bahkan tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri dan relawan juga melakukan evakuasi terhadap warga yang sakit saat banjir Muksin merendam rumah mereka
"Selain lansia, wanita dan anak-anak, kami beberapa kali mengevakuasi sejumlah warga yang sakit dan cukup berat karena harus hati-hati," kata Relawan BPBD Grobogan Mardiyono. (H-2)