Banjir Blora Meluas di 10 Kecamatan, Akses Jalan Terputus dan 1.600 Rumah Terendam

5 hours ago 1
Banjir Blora Meluas di 10 Kecamatan, Akses Jalan Terputus dan 1.600 Rumah Terendam Warga terpaksa antre menunggu penyeberangan setelah jembatan Desa Gedebeg dan Desa Randualas di Kecamatan Ngawen, Blora, terputus diterjang banjir.(MI/Akhmad Safuan)

BANJIR di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, meluas hingga merendam 10 kecamatan dengan ketinggian 1 meter. Sementara itu, sebanyak 1.600 rumah warga terendam dan puluhan rumah di antaranya rusak serta satu jembatan penghubung antardesa terputus.

Pada Selasa (20/5) petang, banjir di Kabupaten Blora yang sempat menurun, kembali meningkat dan meluas hingga mencapai ketinggian 1 meter. Evakuasi terhadap puluhan keluarga dilakukan mengingat rumah mereka tidak dapat ditempati lagi dan ribuan warga terdampak mengalami kesulitan akses transportasi.

Proses penanganan banjir akibat meluapnya sejumlah sungai di daerah ini masih dilakukan. Tercatat ada 1.600 rumah terendam di 10 kecamatan yakni Blora Kota, Banjarejo, Jepon, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Kradenan, Randublatung, Ngawen, dan Kunduran dengan ketinggian air 30-100 sentimeter.

"Hingga saat ini kita masih melakukan pendataan mengingat banyaknya jumlah warga terdampak dan ada ribuan rumah yang terendam serta akses jajan yang terputus," kata Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Agung Triyono, Selasa (20/5) petang.

Putusnya jembatan pengunjung Desa Gedebeg dan Desa Randualas di Kecamatan Ngawen, Blora, lanjut Agung Triyono, juga membuat kesulitan petugas dan warga untuk mobilisasi, sehingga terpaksa mereka harus antre menyeberang menggunakan rakit. Slain itu, akses Jalan Trembulrejo - Rowobungkul terputus akibat terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa.

Banjir di Kabupaten Blora ini, ungkap Agung Triyono, terjadi setelah diguyur hujan lebat hingga sejumlah sungai seperti Sungai Wulung dan Sungai Lusi meluap. Bahkan dengan masih tingginya intensitas hujan ini dikhawatirkan banjir akan semakin meningkat. 

"Tim gabungan masih berusaha, bahkan Tengah malam kemarin kami terpaksa harus mengevaluasi dua bayi berusia dua dan tujuh bulan," imbuhnya. (AS/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |